Liputan6.com, Bekasi - Sepanjang masa Ramadan dan Idul Fitri 1443 Hijriyah, sejumlah harga kebutuhan bahan pokok (bapok) relatif terkendali. Pemerintah dinilai berhasil mengendalikan harga pangan.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syafuan Rozi Soebhan mengatakan, tidak mudah bagi pemerintah di bebeberapa negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat untuk menahan lonjakan harga kebutuhan pokok.
Baca Juga
"Karena terjadi pergeseran pola konsumsi yang cenderung meningkat ketika umat muslim sedang berpuasa. Semakin banyak yang berpuasa, maka semakin banyak permintaan kebutuhan pokok dan kuliner, maka semakin tinggi harga komoditas tersebut," ujarnya, Minggu (8/5/2022).
Advertisement
Ia menyebut hukum ekonomi permintaan dan penawaran barang kebutuhan pokok dan kuliner relatif memiliki kemiripan di berbagai negara.
Maka peran negara, lanjutnya, adalah mendorong peningkatan ketersediaan komoditas tersebut dari waktu ke waktu, karena cenderung memiliki pola berulang yang teratur. Ia menyebut kondisi Indonesia relatif moderat tahun 2022 ini.
"Keberhasilannya sangat ditentukan oleh pola perilaku dalam berpuasa, faktor cuaca, faktor distribusi barang, dan kapasitas kementrian terkait dalam mengantisipasi pola konsumsi yang berkaitan dengan momen besar keagamaan di suatu negara," jelasnya.
Â
Geliat Mudik
Di sisi lain, Syafuan memberi catatan khusus ketersediaan dan harga minyak goreng, daging, bahan bakar perlu mendapat perhatian khusus agar tidak berulang stagnan atau kian memburuk di tahun mendatang. Dinamika krisis dunia dinilainya harus diantisipasi.
"Kabar baiknya adalah walaupun dunia sedang dilanda pendemi menuju endemi, negara dan masyarakat Indonesia relatif mampu bertahan dan melakukan adaptasi terhadap fluktuasi perekonomian domestik di tengah pengaruh perang Rusia -Ukraina. Semoga badai cepat berlalu, di balik awan gelap pada waktunya akan bergeser dan alam semesta kembali seimbang," tuturnya.
Anggota Komisi VI DPR, Mohamad Idris Laena mengatakan kondisi ekonomi masyarakat cukup baik saat memperingati Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah/2022. Terbukti, kata dia, warga yang mudik Lebaran di kampung halamannya mengalami lonjakan yang fantastis.
Sehingga, berimplikasi pada tujuan wisata domestik. "Alhamdulillah, harga-harga kebutuhan lebaran tidak mengalami lonjakan yang berarti dan relatif aman," kata Idris Laena di kesempatan terpisah.
Soal stabilitas harga, Mendag Muhammad Lutfi, sebelumnya juga menegaskan, pihaknya berupaya keras menstabilkan harga bapok dan pasokannya.Harga bahan pokok, berdasar pantauan Kemendag, per 5 Mei 2022, mengalami penurunan tipis dibanding sehari sebelumnya. Misalnya, harga daging sapi paha belakang yang turun 0,77% menjadi Rp142.600/kg; dan daging ayam ras turun 0,98% menjadi Rp40.400/kg.
Sedang cabai merah besar turun 4,24% menjadi Rp40.400/kg; cabai merah keriting turun 5,47% menjadi Rp46.700/kg. Sementara bawang merah juga turun 1,83% menjadi Rp37.500/kg; serta bawang putih honan turun 0,98% menjadi Rp30.400/kg.
Sementara, Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengingatkan, agar pemerintah segera mempersiapkan dan mengantisipasi ketersediaan pasokan bapok di pasar pasca Idulfitri. Sekaligus fokus pada upaya distribusi secara merata di pasar.
Reynaldi sendiri begitu menanti upaya pemerintah, utamanya Kemendag terhadap proses pendistribusian pasokan bapok dan Kementan menyiapkan keberadaan produksi di lokal. Dirinya mewanti, kesalahan pada upaya ini bakal membuat lonjakan bahkan disparitas harga yang cukup tinggi pada komoditas pangan ke depan.
Advertisement