Sukses

Polda Sulsel Didesak Selidiki Kasus Jembatan Rp6,8 M yang Ambruk di Bone

Jembatan Sungai Garimpang di Desa Kalero, Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone, Sulsel itu ambruk sebelum digunakan.

Liputan6.com, Bone - Sejumlah lembaga pegiat anti korupsi di Sulsel diantaranya Anti Corruption Committee Sulawesi (ACC Sulawesi) mendesak Polda Sulsel segera menyelidiki kasus ambruknya jembatan yang bernilai Rp6,8 miliar di Kabupaten Bone. Jembatan yang menggunakan anggaran cukup besar tersebut ambruk sebelum digunakan.

"Makanya perlu proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab ambruknya jembatan yang menelan anggaran cukup besar itu. Apakah karena ada dugaan kelalaian atau kesengajaan diantaranya mengurangi kualitas pekerjaan di dalamnya misalnya atau murni karena bencana alam semata," ucap Ketua Badan Pekerja Anti Corruption Committee Sulawesi (ACC Sulawesi), Kadir Wokanubun dimintai tanggapannya via telepon, Rabu (11/5/2022).

Tak hanya mendesak Polda Sulsel menyelidiki penyebab insiden ambruknya jembatan bernilai miliaran rupiah tersebut, namun secara kelembagaan ACC Sulawesi turut meminta dilakukan audit atas pekerjaan jembatan yang belum digunakan namun sudah ambruk itu.

"Audit ini juga penting untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan jembatan ini berjalan, apakah sudah sesuai spek atau ditemukan ada pengurangan kualitas pekerjaan. Kalau diaudit kan nanti ketahuan hasil pekerjaannya," terang Kadir.

Sebelumnya terkait dengan kejadian ambruknya jembatan bernilai Rp6,8 miliar di Kabupaten Bone tersebut, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Bone Jibang menyebutkan bahwa ambruknya jembatan yang dimaksud karena tiang penyangganya rusak dihantam kayu besar yang terbawa arus sungai karena banjir.

"Ada semacam kayu besar yang hanyut dan menghantam tiang penyangga jembatan," ungkap Jibang, Senin 9 Mei 2022.

 

2 dari 2 halaman

Ambruk Sebelum Digunakan

Ia mengatakan, jembatan tersebut rencananya akan dibangun sepanjang 40 meter. Adapun konstruksinya dimulai sejak Januari 2022 dan ditargetkan tuntas Juni 2022. Proyek jembatan itu sendiri dibangun dengan menggunakan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 6,8 miliar.

"Pekerjanya kemarin libur, tiba-tiba banjir dan ada pohon besar yang hanyut menghantam tiang penyangga jembatan. Padahal sisa dua hari perakitan bajanya sudah rampung semua," sebut Jibang.

Pihaknya, lanjut dia, akan segera lakukan penanganan secepatnya. Apalagi beton sebagai fondasi struktur rangka jembatan tidak mengalami kerusakan.

"Tidak ada ji masalah. Mau dibongkar kembali rangkanya, baru dipasang kembali. Kalau ada yang hilang, paling bautnya ji, rangka baja tidak ada yang rusak," Jibang menandaskan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: