Sukses

Dinkes Blora Bersiap Antisipasi Merebaknya Hepatitis Akut Misterius

Dinkes Blora bersiap mengambil langkah pencegahan jika terjadi kemungkinan terburuk menyebarnya penyakit hepatitis akut misterius.

Liputan6.com, Blora - Pemkab Blora, Jawa Tengah, mengklaim telah mengikuti arahan Kementerian Kesehatan RI dalam mengambil langkah pencegahan adanya penyebaran penyakit hepatitis akut misterius yang hingga kini belum diketahui penyebabnya. Penyakit jenis ini mulai ramai diperbincangkan publik.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Wilys Yuniarti menyatakan, telah meneruskan arahan tersebut kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ada di jejaring Dinkes Blora. Semata-mata yakni untuk mengantisipasi penyakit hepatitis akut yang bisa saja muncul sewaktu-waktu.

"Mekanisme yang kami lakukan adalah memberikan edukasi kepada pasien atau masyarakat untuk selalu tetap menggalakkan pola hidup bersih dan sehat, serta germas (gerakan masyarakat sehat)," ungkap Wilys saat ditemui Liputan6.com di kantornya, Kamis (12/5/2022).

Kemudian dari sisi pelayanan kesehatan, pihaknya menekankan kepada Puskesmas untuk selalu melaksanakan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga medis, berupa kemampuan dalam melakukan pemeriksaan secara laborat maupun klinis terhadap gejala yang ditemui di masyarakat.

Serta, sistem rujukan juga sudah disiapkan apabila terdapat Puskesmas yang tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, sesuai kompetensi dirujuk ke rumah sakit.

"Kita melakukan sistem rujukan kepada rumah sakit sebagai tolok punggung kita, dimana diharapkan rumah sakit sudah kita persiapkan adanya ruangan isolasi khusus untuk hepatitis akut," ucap Wilys.

 

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

2 dari 3 halaman

Ruang Isolasi Penyakit Hepatitis Akut

Menurutnya, semua rumah sakit di Blora punya ruangan isolasi khusus yang terbentuk saat Covid-19 dulu. Meliputi ruangan isolasi mulai untuk pasien anak-anak hingga dewasa.

"Karena Covid kan anak-anak juga ada, kemudian yang dewasa juga ada, kebetulan yang hepatitis akut kan memang usia satu bulan sampai dengan 16 tahun. Jadi otomatis ruang isolasi untuk anak-anak ini sudah ada," terangnya.

Ia mengklaim tidak ada warga Blora yang telah didapatinya kena penyakit hepatitis akut yang dianggap khalayak luas misterius itu. Oleh karena itu, secara khusus pihaknya bersyukur terkait penyakit hepatitis akut tidak atau belum sampai muncul menginfeksi masyarakat setempat.

"Padahal pengawalan sudah kita galakkan, tapi belum ada laporan sama sekali. Semoga tidak ada," ucapnya berharap.

Untuk mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut, Dinkes Blora juga mengedukasi masyarakat seperti edukasi merapat kepada sarana pendidikan. Karena anak-anak sekolah adalah usia rawan alias gampang terinfeksi.

"Kita berikan edukasi melalui jejaring kita Puskesmas untuk selalu aktif turun ke bawah memberikan informasi kesehatan, kemudian penyiapan obat harus kita siapkan dan laboratorium," katanya.

Wilys menyebutkan beberapa gejala awal penyakit hepatitis akut secara umum. Yakni antara lain seperti badan kondisinya lemah, mual, putih, kekuningan, feses atau tinjanya berwarna pucat, urine berwarna coklat seperti teh.

"Dan itu nanti dikuatkan lagi dengan pemeriksaan laboratorium," ucapnya apabila tenaga medis ingin mengetahui dan memastikan penyakit hepatitis akut.

 

3 dari 3 halaman

Saran Dinkes Blora

Dalam kesempatan ini, Dinkes Blora menerangkan timbulnya penyakit adalah karena perilaku, dan disarankan agar masyarakat melakukan pola hidup bersih dan sehat, cuci tangan, bermasker, tidak berganti tempat makan minum, buang air besar yang bagus tidak sembarangan, serta tidak kontak langsung dengan penderitanya.

"Kemudian pola hidup sehat sama seperti penyakit lain, daya tubuh imun akan tumbuh dengan baik apabila kita mengurangi satu resiko yang menyebabkan jenis hepatitis apa. Bisa karena virus, bisa karena kelainan organ tubuhnya sendiri," kata Wilys.

"Kalau virus jelas ya ada virus hepatitis A sampai E. Tapi ada penyakit hati, liver yang bukan karena virus, karena racun. Seperti alkohol itu kan merusak," dia memungkasi.