Sukses

Tak Jadi Limbah, Minyak Jelantah Disulap Jadi Sabun Cuci di Yogyakarta

Sabun cuci yang diinisiasi Yomi Windi Asni ini menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku utamanya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Minyak jelantah dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh, selain itu minyak jelantah juga dapat mencemari lingkungan jika dibuang secara sembarangan.  

Hal inilah yang dilakukan produk sabun cuci pakaian dengan merek Langis asal Yogyakarta. Sabun cuci yang diinisiasi Yomi Windi Asni ini menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku utamanya.

Bagi Yomi mendapatkan minyak jelantah tidaklah sulit, bahkan ia bisa mendapatkan 40 liter minyak jelantah sebagai bahan baku sabunnya.

“Saya berkeja sama dengan bank sampah setempat untuk menyediakan bahan baku minyak jelatah, sehingga bahan bakunya memang melimpah,” kata Yomi pada Kamis (12/05/2022).

Setelah mendapatkan bahan dasar tersebut, Yomi mulai memproduksi sabun Langis. Olahan minyak jelantah tersebut ia proses sedemikian rupa, sehingga, menghasilkan sabun yang diklaim ramah lingkungan.

Yomi juga mengklaim, sabun buatannya sudah teruji dan bisa cepat membersihkan noda yang membandel. Sabun Langis juga tidak memakai bahan kimia dalam proses pembuatannya.

"Tidak panas kalau kena tangan, jadi memang diproduksi untuk penggunaan sehari-hari," ucapnya.

Ada dua jenis sabun yang Langis produksi sejak tahun 2019. Pertama, sabun cair untuk mencuci pakaian terutama batik agar tidak menghilangkan warna dasar atau tidak luntur.

Kedua, sabun batang yang efektif untuk membunuh noda membandel.  Proses pembuatan sabun ini sangat sederhana. Cukup merendam jelantah menggunakan arang selama satu hari. Setelah jelantah jernih tinggal dicampur dengan bahan lain. Kemudian dicetak dan didiamkan selama 2 minggu hingga mengeras.

Lamanya proses menyebabkan jumlah produksi hanya mencapai 200 sabun padat dan cair setiap bulan. Produk sabun cuci Langis asal Yogyakarta ini hanya berbanderol harga Rp 15.000 untuk sabun batang dan Rp 25.000 buat sabun cair.

(Tifani)

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.