Sukses

Konon 4 Tempat Keramat Yogyakarta Ini Bisa Kabulkan Permintaan

Tak jarang ada ritual-ritual khusus yang dilakukan di tempat-tempat keramat ini agar hajat orang tersebut dapat tercapai.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap daerah, tak terkecuali Yogyakarta, memiliki tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Biasanya tempat-tempat tersebut dianggap suci dan memiliki energi positif.

Bahkan beberapa tempat dianggap dapat mengabulkan hajat atau permintaan orang yang mengujunginya. Tak jarang ada ritual-ritual khusus yang dilakukan di tempat keramat ini agar hajat orang tersebut dapat tercapai.

Jenis permintaaannya pun beragam, mulai dari naik jabatan, sukses berniaga, bahkan meminta jodoh. Dikutip dari berbagai sumber, berikut berbagai tempat keramat di Yogyakarta yang konon dapat mengabulkan permintaan.

1. Pertapaan Kembang Lampir

Kembang Lampir merupakan petilasan yang cukup penting bagi sejarah Yogyakarta. Dulunya tempat ini digunakan sebagai tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan hingga akhirnya mendapat Wahyu Mataram.

Di dalam semedinya, Ki Ageng Pemanahan mendapat petunjuk untuk membuka Alas Mentaok dan menjadikannya permukiman baru yang akhirnya menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam.

Pertapaan Kembang Lampir berada di Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul. Biasanya orang-orang yang memiliki hajat atau keinginan akan melakukan tirakat di tempat ini.

Bahkan pertapaan ini jadi tempat favorit calon pejabat hingga pejabat untuk melakukan tirakat. Orang-orang hendak melakukan tirakat ditempat ini biasanya membawa berbagai macam uba rampe sebagai syarat.

Selain itu, ada pula pantangan yang harus dihindari saat bertirakat di pertapaan Kembang Lampir. Pantangannya tidak banyak, hanya terkait warna pakaian, saat bertirakat di tempat ini dilarang menggunakan pakaian ungu terong dan hijau lumut.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

2. Lorong Tamansari

Bagi penganut kepercayaan Kejawen, lorong bawah tanah Tamansari menjadi salah satu tempat yang dikeramatkan. Konon, lorong bawah tanah Tamansari disebut-sebut dapat tembus hingga ke laut Selatan, sebab ada salah satu ujung lorong tersebut ditutup setelah dipugar pada tahun 1974.

Lorong bawah tanah tersebut kerap dimanfaatkan pengunjung yang masih meyakini budaya kejawen untuk meletakkan sesajen. Mereka juga memanjatkan doa di depan sesajen yang dibawa.

Biasanya ritual-ritual Kejawen ini dilakukan pada hari Jumat siang, sebab pada malam hari wisata Tamansari ditutup. Bentuk permintaan yang disampaikan pun beragam, mulai dari ingin cepat kaya, diberi kesehatan, mudah jodoh hingga naik jabatan.

3. Masjid Tiban Gunungkidul

Masjid Tiban Gunungkidul menarik perhatian banyak orang. Masjid unik tersebut konon sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu.

Masjid yang berada di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul ini dapat terbilang unik dan berbeda dengan masjid kebanyakan, lantaran masjid ini dibangun tanpa paku dan sangat sederhana.

Ukurannya juga kecil, hanya 4x4 meter persegi. Walaupun berada di daerah terpencil, banyak orang yang mengunjungi Masjid Tiban.

Menurut cerita yang beredar bahwa jika melaksanakan salat di masjid ini, hajatnya dapat terkabul. Bahkan banyak pejabat yang mengunjungi masjid ini, terlebih pada malam hari.

 

3 dari 3 halaman

4. Gunung Gambar Gunungkidul

Gunung Gambar yang berada di Kecamatan Ngawen Gunungkidul menjadi salah satu tempat bersejarah yang tak boleh dilupakan. Di tempat ini pula berdiri sebuah petilasan Pangeran Samber Nyawa atau KGPAA Mangkunegara I.

Petilasan yang dikeramatkan masyarakat setempat ini berada diatas bukit gambar dengan ketinggian 650 mdpl. Konon ditempat inilah KGPAA Mangkunegara I atau Raden Mas Said melakukan tiratakat sebelum menumpas para musuh-musuhnya.

Konon berdasarkan sejarah tersebut, bukit gambar dan petilasan ini kerap dikunjungi para calon pejabat yang memiliki hajat. Terlebih saat musim pemilu dan pilkada tiba.

(Tifani)