Sukses

5 Tuntutan Petani Sawit dalam Aksi Damai di Depan Bupati Paser

Puluhan petani sawit di Kabupaten Paser menggelar aksi damai di depan kantor Bupati Paser pada Selasa (17/5/2022) pagi, dalam aksinya ada lima tuntutan yang disampaikan di hadapan Bupati Paser, Fahmi.

Liputan6.com, Paser - Puluhan petani sawit yang tergabung dalam DPD Asosiasi Petani Sawit Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Paser menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati Paser, Jalan Noto Sunardi, Kecamatan Tanah Grogot, pada Selasa (17/5/2022).

Setidaknya ada lima tuntutan yang disampaikan Apkasindo Paser. Pertama, meminta Bupati supaya melindungi petani akibat turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sekitar 50 sampai 75 persen. Serta meminta Presiden melalui Bupati Paser untuk meninjau ulang kebijakan larangan ekspor sawit, dan produk minyak goreng serta bahan bakunya karena dampaknya langsung pada harga TBS petani.

Bupati Paser juga diminta mendukung distribusi Minyak Goreng Sawit (MGS), terkhusus yang subsidi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kabupaten Paser. Serta, pihak Dinas Perkebunan melakukan investigasi ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) agar tidak secara sepihak menetapkan harga TBS petani, tetapi harus sesuai dengan penetapan harga TBS Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim.

Serta yang terakhir, meminta Bupati supaya mendukung pendirian PKS dan Pabrik Minyak Goreng Petani di Kabupaten Paser. Koordinator Aksi, Slamet, mengatakan, adanya aksi yang dilakukan ini berdasarkan keprihatinan akibat dampak pelarangan ekspor Crude Palm Oil (CPO). Sehingga, imbasnya harga buah turun sampai ke tingkat petani.

"Bahkan yang menjadi kekhawatiran dan ketakutan kami itu, sudah ada dua pabrik (sawit) yang tidak membeli TBS petani, karena tak mampu menampung lagi. Untuk itu, kami datang aksi menyuarakan kepada Bupati," ucap Slamet.

Dirinya menyebut bahwa Bupati berjanji akan merespons cepat dan mengambil sikap terkait yang menjadi tuntutan yang disampaikan Apkasindo. Andai tidak ditindaklanjuti, Slamet tak menjamin bahwa tak akan ada lagi aksi serupa dengan massa lebih banyak lagi.

"Tidak akan putus (selesai) sampai hari ini saja. Pokoknya sampai mendapatkan sesuatu yang kami inginkan," tegas dia.

Mengenai tenggat waktu yang diberikan kepada Pemkab Paser, Slamet mengatakan belum ditentukan. Pasalnya, pada Rabu (18/5/2022) akan dilakukan audiensi dengan Pemkab Paser bersama Forum Petani Kelapa Sawit, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), dan Apkasindo.

"Besok (Rabu) ada audiensi dengan Bupati, kami akan memberikan tekanan dan menjelaskan bahwa segera dilaksanakan (ditindaklanjuti). Sekarang ini untuk harga TBS kisaran Rp1.600-Rp1.750 ribu, sebelumnya ketika tidak ada larangan ekspor kami bisa menjual Rp3.100 sampai Rp3.200 ribu," dia menandaskan.

2 dari 2 halaman

Bupati Janji Tindaklanjuti Keluhan Petani Sawit

Berbagai tuntutan yang disuarakan Apkasindo Kabupaten Paser diterima dan didengarkan langsung Bupati Paser, Fahmi Fadli. Kepala daerah berlatar belakang dokter itu mengatakan akan segera menindaklanjuti atas apa yang disuarakan.

"Percayalah pada kami para peserta aksi, akan segera menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan. Tidak menutup pintu untuk komunikasi dan koordinasi ke depannya terkait masalah sawit yang ada di Kabupaten Paser," kata Fahmi, di depan peserta aksi.

Lanjut Fahmi, selama kurang lebih satu tahun memimpin telah cukup banyak memberikan perhatian kepada petani kelapa sawit, meski secara bertahap.

"Sudah kita dengar apa yang menjadi tuntutan dan ini menjadi perhatian. Harapan kami pembangunan atau pengembangan petani kelapa sawit di Kabupaten Paser harus bisa bersinergi , bekerja sama antara petani sawit melalui Apkasindo dan pemerintah daerah, agar petani sawit kita bisa lebih sejahtera lagi," Fahmi memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini: