Sukses

Masjid Wotgaleh, Peninggalan Mataram Islam di Sleman Simpan Mitos Pesawat Dilarang Melintas

Masjid yang dibangun pada abad ke-17 ini biasanya ramai dikunjungi para peziarah pada hari Senin Kliwon.

Liputan6.com, Yogyakarta - Peninggalan Kerjaaan Mataram Islam yang masih kokoh berdiri hingga saat ini adalah Masjid Sulthoni Wotgaleh. Masjid bersejarah ini berdiri di Mareden, Sedangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Masjid Wotgaleh yang dibangun pada abad ke-17 ini biasanya ramai dikunjungi para peziarah pada hari Senin Kliwon. Dalam kompleks masjid ini terdapat sebuah makam yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat.

Makam ini merupakan milik Pangeran Purbaya, seorang palima Mataram sekaligus putra dari pendiri Kerajaan Mataram Islam. Dikutip dari berbagai sumber, Pangeran Purbaya, yang memiliki nama kecil Raden Damar atau dikenal sebagai Joko Umbaran, adalah putra Panembahan Senopati dan Rara Lembayung, putri dari Ki Ageng Giring.

Pangeran Purbaya dikenal sebagai seorang putra raja yang pemberani dan dijuluki Banteng Mataram, karena kiprah hebatnya di medan perang melawan penjajah Belanda. Konon, Pangeran Purbaya kebal terhadap senjata apa pun dan hanya dapat dilukai ketika terkena kotoran yang bersifat najis.

Tentu keberadaan makam ini juga diwarnai cerita-cerita mistis yang beredar di kalangan masyarakat. Salah satu mitos paling terkenal tentang kawasan masjid dan makam ini adalah, jika ada sesuatu yang melintasi di atas kawasan masjid dan makam, maka akan jatuh.

Bahkan, lokasi masjid dan makam ini berada di sebelah selatan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Konon, pesawat yang hendak mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta rela untuk memutar, demi menghidari kawasan masjid dan makam ini.

Tidak hanya pesawat, burung dan kelelawar yang tak sengaja melintas di atas kawasan masjid dan makam ini juga akan terjatuh. Sebab, para penjaga makam kerap menemukan bangkai burung maupun kelelawar di sekitar kompleks pemakaman.

 

Penulis: Tifani

Saksikan video pilihan berikut ini: