Liputan6.com, Pekanbaru - Dua kolam berukuran besar terbentang di pantai Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai. Di sekelilingnya ada tanaman mangrove sebagai penjaga daratan tak tergerus ombak laut.
Dua kolam atau tambak udang ini dikelola oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Mundam Jaya Makmur. Dibuat dua tahun lalu, tambak program revitalisasi ekonomi dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove ini kini menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Advertisement
Baca Juga
"Bisa membantu ekonomi bagi yang tidak mampu," kata Ketua Pokmas Mundam Jaya Makmur setelah menerima kunjungan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Kamis, 19 Mei 2022.
Terbantu secara ekonomis, belasan anggota Pokmas itu juga membantu pantai dari gerusan ombak pantai. Mangrove di kawasan itu terjaga dengan baik dan juga terhindar dari kebakaran lahan.
Jarot menceritakan, awalnya Pokmas hanya punya satu tambak udang. Setelah mendapatkan penghasilan dengan beberapa kali panen, Jarot menambah satu tambak lagi.
Sekali panen, satu tambak udang kini menghasilkan 1,8 ton udang segar. Udang dipanen ketika berumur tiga bulan atau kurang dari itu.
Pemasarannya tidak susah karena masyarakat sangat gemar mengkonsumsi udang. Apalagi dua tambak udang itu kini ada pengambil tetap hasil panen udang untuk dijual di pasar.
"Sudah ada yang ngambil setiap panen," kata ketua Pokmas binaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) ini.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dana Cadangan
Dulunya, lokasi tambak udang adalah semak belukar dan merupakan tanah gambut. Karena posisinya yang hanya berjarak beberapa meter saja ke laut, banyak pula tumbuh tanaman mangrove.
"Dampak program revitalisasi eonomi BRGM ini sangat bagus ke masyarakat, dulunya yang nggak punya pekerjaan, sekarang jadi bisa ikut mengelola budidaya udang ini, dapat bantuan pula dari BRGM, jadi bisa berkembang," tuturnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya akan terus menambah jumlah tambak udang dari hasil yang ada sekarang. Diharapkan ini juga mampu berkontribusi dalam pengembangan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Alue Dohong mengatakan, anggota Pokmas ini juga menjadi masyarakat peduli api (MPA). Adanya program revitalisasi ekonomi turut membantu menaikan taraf kehidupan anggota MPA.
Alue menyatakan, MPA merupakan institusi tingkat desa untuk menangani kebakaran lahan. Adanya penghasilan melalui Pokmas tambak udang diharapkan menjadi dana cadangan juga untuk pengendalian api.
"Harapannya nanti kalau ada kebakaran, MPA itu bawa mesin (air) memadamkan, kalau nunggu dana dari wali kota kan bisa lama," kata Alue didampingi Wali Kota Dumai Paisal dan sejumlah pejabat BRGM serta KLHK.
"Hasil tambak ini sebagai dana cadangan membiyai operasi tingkat dia, kalau nunggu BPBD dan dana lainnya, apinya sudah membesar," tambah Alue.
Advertisement
Apresiasi BRGM
Alue mengapresiasi program revitalisasi ekonomi BRGM ini. Karena selain menjaga ekosistem gambut dan mangrove, masyarakat bisa menjadikannya sebagai lokasi pencarian pundi-pundi uang.
"Jadi upaya kita bersama, bagaimana gambut ini tidak jadi sumber bencana tapi sumber kesejahteraan," ucapnya.
Sebagai informasi, Kota Dumai menjadi lima rencana aksi yang menjadi fokus dari BRGM pada 2022. Yaitu pemasangan CCTV asap di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Sungai Dumai dan pemeliharaan infrastruktur pembasahan gambut (IPG).
Berikutnya operasi pembasahan dan pembentukan posko, pemeliharaan revegetasi di kawasan konservasi Taman Wisata Sungai Dumai dan pelaksanaan kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat.