Sukses

Jenang Dawet Legendaris di Gunungkidul, Pagi-Pagi Antrean Sudah Mengular

Jenang dawet biasanya akan dijajakan setiap pagi hari di pasar-pasar tradisional.

Liputan6.com, Yogyakarta - Belalang goreng bukan satu-satunya kudapan yang wajib dicicipi saat singgah di Gunungkidul. Masih banyak kuliner khas Gunungkidul yang harus dicoba. Salah satunya, jenang dawet.

Jenang dawet merupakan bubur dengan cita rasa manis, yang berasal dari olahan tepung beras. Namun bedanya, olahan jenang tersebut diberi tambahan dawet atau cendol.

Jenang dawet biasanya akan dijajakan setiap pagi hari di pasar-pasar tradisional. Satu porsi jenang dawet dijual menggunakan mangkok kecil, berisi dawet, santan, gula jawa cair, jenang sumsum .

Rasa manis dari gula jawa cair yang legit, dicampur gurihnya santan, lembutnya bubur sumsum, dan dawet yang kenyal, membuat kudapan ini disukai  digemari semua orang.

Dikutip dari berbagai sumber, salah satu penjual jenang dawet yang legendaris adalah milik Mbah Dawet.

Jenang dawet ala Mbah Dawet ini  sudah ada sejak 1965. Untuk menemukan jenang dawet legendaris ini tidak sulit. Lokasinya berada di Taman Bunga Wonosari.

Ada banner yang cukup besar sebagai tanda keberadaan jenang dawet legendaris ini. Berbeda dengan jenang dawet pada umumnya yang berisi santan, juruh, dan cendol, jenang dawet milik Mbah Dawet ini juga dilengkapi dengan jenang ngangrang, serta bubur mutiara.

Hal ini yang kemudian membuat sensasi rasanya begitu unik dan memanjakan lidah. Tidak mengherankan, jenang dawet Mbah Dawet ini tetap eksis hingga saat ini.

Tak jarang terlihat antrian para pelanggan jenang dawet legendaris ini mengular. Jenang dawet ini buka setiap hari, mulai pukul 07.30 hingga 11.00. Satu porsi jenang dawet legendaris ini dibanderol dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp 3.500.

(Tifani)