Sukses

Tradisi Mangenta Warisan Leluhur Suku Dayak, Bentuk Syukur Petani Ketika Panen Tiba

Warga Kalimantan Tengah harus bangga dengan kebudayaannya sendiri. Pasalnya, belum lama ini Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) mencatat rekor tradisi mangenta dengan peserta terbanyak se-Indonesia.

Liputan6.com, Denpasar - Warga Kalimantan Tengah harus bangga dengan kebudayaannya sendiri. Pasalnya, belum lama ini Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) mencatat rekor tradisi mangenta dengan peserta terbanyak se-Indonesia. 

Penghargaan tersebut didapatkan saat Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran memperkenalkan mangenta melalui Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022. Total peserta yang ikut berpartisipasi sebanyak 1.043 orang.

Selain mendapatkan rekor, festival tersebut sebagai ajang memperkenalkan warisan budaya masyarakat Kalimantan Tengah. Harapannya dengan festival tersebut tradisi mangenta dapat terus dilestarikan meskipun sudah berbeda zaman.

Mengutip berbagai sumber, mangenta adalah tradisi membuat kenta khas suku Dayak. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur petani atas dimulainya panen padi dan saat musim untuk menuai. 

Menurut Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, mangenta merupakan proses mengolah padi menjadi kenta. Tradisi ini merupakan warisan kuliner khas Kalimantan Tengah sebagai kearifan lokal.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Asal Mula Tradisi Mangenta

Berdasarkan cerita, tradisi mangenta berasal dari nenek moyang suku Dayak Kalimantan Tengah. Sampai saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan secara turun temurun.

Kenta yang bisa disebut makanan/kudapan dapat ditemukan saat acara-acara tertentu saja. Jika ingin mencoba kenta, bisa datang saat acara adat Pakanan Batu.

Untuk membuat kenta ada beberapa bahan yang perlu disiapkan, yaitu padi ketan, kelapa muda, gula putih atau gula merah, dan air kelapa muda. Dari bahan-bahan tersebut kemudian diolah menjadi kenta.

Cara membuatnya, pertama-tama padi ketan direndam lalu ditiriskan. Kemudian disangrai selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang. Setelah disangrai, ditumbuk hingga halus.

Kenta yang sudah bersih ditambah dengan air kelapa secukupnya. Lalu diamkan selama kurang lebih 5 menit. 

Selanjutnya tambahkan gula pasir/gula merah dan gula pasir secukupnya. Kemudian aduk hingga merata dan diamkan selama kurang lebih 5 menit. Kenta siap disantap selagi hangat.