Liputan6.com, Palangka Raya- Kebakaran menghanguskan kontrakan empat pintu dan sebuah rumah, pada saat banjir melanda kawasan Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (24/5/2022) sore.
Rusdianti salah satu penghuni menuturkan, saat terjadi kebakaran rumahnya dalam keadaan kosong, namun ia baru mengetahui setelah dirinya hendak kembali ke rumah.
Baca Juga
“Saya kurang tau penyebabnya apa, konslet atau tidaknya, karena saya tidak menghidupkan kompor. Mengetahui terjadi kebakaran, saya langsung minta tolong kepada warga. Namun api sudah membesar dan saya tidak sempat untuk mengambil barang satupun,” ungkap Rusdianti.
Advertisement
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, Rusdianti menjelaskan total kerugian yang ia alami mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara, saat dimintai keterangan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Linmas, Tri Indra Hartono mengatakan, api dapat dijinakkan setelah petugas menerjunkan 8 unit kendaraan yang dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, relawan dan masyarakat setempat.
"Informasi terjadinya kebakaran di rumah penduduk milik Asiadi berupa barak (kontrakan) 4 pintu dan sebuah rumah,” jelasnya, Selasa (24/05/2022) sore.
Petugas juga masih terus menyelidiki penyebab kebakaran tersebut, dan nantinya akan dilakukan identifikasi lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Ia juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada bahaya kebakaran saat banjir.
"Kami sampaikan untuk masyarakat meskipun dalam kondisi banjir tetap waspada terhadap bencana atau bahaya kebakaran," pungkasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Normalisasi Sungai Cegah Banjir
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah meminta pemerintah kabupaten segera mengeruk anak sungai yang ada Sampit untuk normalisasi fungsi pencegahan banjir.
"Idealnya normalisasi itu harus rutin dilakukan, bahkan sebelum tiba musim penghujan supaya sungai kecil, anak sungai dan saluran air di kota ini berfungsi maksimal menyalurkan air ke Sungai Mentaya sehingga tidak sampai meluber ke permukiman," kata Riskon di Sampit, Rabu.
Banjir masih kerap melanda sejumlah kawasan di Sampit, khususnya saat hujan deras yang terjadi cukup lama. Kondisi akan lebih parah jika bersamaan Sungai Mentaya sedang pasang sehingga air akan lambat mengalir ke sungai.
Pusat kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang memiliki sejumlah sungai kecil, anak sungai dan saluran air yang bermuara ke Sungai Mentaya.
Normalisasi bertujuan membersihkan anak sungai dan saluran besar baik dari sampah, rumput, sedimentasi lumpur maupun material bangunan yang dapat menyumbat atau menghambat kelancaran aliran air.
Menurut wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, jika air mengalir lancar, diharapkan banjir tidak sampai terjadi karena air akan langsung mengalir ke Sungai Mentaya sehingga tidak sampai meluber ke jalan dan permukiman.
Jika pun terjadi banjir akibat tingginya curah hujan, maka diharapkan banjir akan cepat surut karena aliran di anak sungai dan saluran air tetap mengalir dengan lancar.
"Antisipasi harus dilakukan sejak awal dengan menormalisasi fungsi sungai. Jangan sampai terjadi banjir, baru sibuk membersihkan sungai dan anak sungai," ujar Riskon.
Politisi Partai Golkar yang duduk di Komisi III ini juga mengimbau masyarakat untuk peduli mencegah banjir dengan membersihkan sampah sungai dan anak sungai. Masyarakat juga diimbau tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air karena bisa menyumbat aliran air dan memicu banjir.
Riskon yakin upaya bersama pemerintah dibantu kepedulian masyarakat akan mampu mencegah banjir di Sampit. Setidaknya, upaya itu diharapkan bisa mengurangi dampak buruk banjir.
Advertisement