Sukses

KH Dimyati Rois Tutup Usia, Wagub Jateng Taj Yasin Sebut Mbah Dim Ahli Surga

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen sangat berduka atas kepergian KH Dimyati Rois atau Mbah Dim.

 

Liputan6.com, Kendal - Kabar duka datang dari Kendal, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah KH Dimyati Rois (Mbah Dim) meninggal dunia, hari ini Jumat (10/6/2022). Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen sangat berduka atas kepergian Mbah Dim.

Di mata Taj Yasin, Mbah Dim merupakan sosok kiai ahli surga, sangat bersahaja dan alim sehingga almarhum telah meninggalkan banyak amal di dunia ini.

"Saya bersaksi beliau adalah ahli surga, beliau kekasih Allah SWT, apalagi kemarin, beliau memperlihatkan keceriaan beliau, seolah-olah menerima tamu, yang hendak menghantarkan beliau kepada Allah SWT," kata Wagub usai takziah di Ponpes Al-Fadlu wal Fadhilah, Kendal, seperti dikutip Antara, Jumat (10/6/2022).

Salah satu amal yang utama, kata Yasin, adalah pondok pesantren sehingga dirinya yakin amal ibadah almarhum akan dilanjutkan oleh putra putri beliau dengan baik.

"(Amal) utamanya ponpes yang saat ini juga Insyaallah akan diteruskan oleh putra-putri beliau. Untuk memajukan ponpes, syariat, dijalankan oleh seluruh umat di Indonesia, khususnya di Jateng," ujarnya.

Saat bertemu keluarga almarhum di Ponpes Al-Fadlu wal Fadhilah, Wagub Yasin menyampaikan duka dan bela sungkawa mendalam.

2 dari 2 halaman

9 Kiai Sepuh NU

Sebelumnya diberitakan, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois tutup usia di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, pada Jumat (10/6/2022) dini hari. Kabar itu dibenarkan Rais Syuriah PBNU Profesor Dr KH Zainal Abidin. Dirinya mengatakan Dimyati Rois merupakan sosok kiai karismatik yang rendah hati.

"Saya mengenal baik sosok beliau pada Mukmatar NU di Lampung tahun 2021 dan sama-sama terpilih sebagai AHWA," ungkapnya.

Kiai Zainal mengatakan, dia dan sosok almarhum KH Dimyati Rois juga bersama-sama sebagai anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) atau sembilan kiai sepuh NU.

Menurut Zainal, secara pribadi dia banyak mengambil pelajaran dari sosok KH Dimyati Rois, di antaranya sikap rendah hati dan selalu berfikir positif.

Almarhum dalam rapat tidak akan berbicara kecuali hal-hal yang penting. Dia menyimpulkan KH Dimyati merupakan sosok yang berbicara seperlunya, karena apa yang disampaikan harus bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.

Bahkan, kalau sudah sependapat dengan apa yang menjadi penyampaian, almarhum memilih diam. Saat dimintai pendapat pun, beliau sangat hormat kepada yang meminta pendapat itu.

"Itu menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi saya sebagai AHWA yang lebih muda," kata Zainal.

Â