Liputan6.com, Kendal - Usai disalatkan di Masjid Agung Kaliwungu, Kendal, selepas Jumatan, ribuan orang mengantar jenazah KH Dimyati Rois ke tempat peristirahatan terakhir. Sebelumnya para pelayat memadati kediaman Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.
Pelayat yang bertakziah antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Desa dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, dan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.
Mantan menteri tenaga kerja Hanif Dhakiri, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, dan Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori juga melayat ke kediaman Kiai Dimyati Rois.
Advertisement
Kiai Haji Dimyati Rois, pengasuh Pondok Pesantren Al Fadlu wal Fadhilah, meninggal dunia pada Jumat dini hari.
Jenazahnya dishalatkan di Masjid Agung Kaliwungu selepas shalat Jumat dan selanjutnya dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Fadlu 2 di Srogo, Kabupaten Kendal.
Gubernur Jawa Tengah menyebut Mbah Dim sebagai sosok yang mengayomi dan memberikan kesejukan. Meski kadang memiliki pandangan politik yang berbeda, Ganjar tidak merasa berjarak dengan Kiai Dimyati Rois. Dia mengatakan bahwa kepergian Kiai Dimyati Rois membuat banyak orang merasa kehilangan.
"Orang sedemikian banyak datang, ini bukan hanya dari Jawa Tengah," katanya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
9 Kiai Sepuh NU
Sebelumnya diberitakan, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois tutup usia di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, pada Jumat (10/6/2022) dini hari. Kabar itu dibenarkan Rais Syuriah PBNU Profesor Dr KH Zainal Abidin. Dirinya mengatakan Dimyati Rois merupakan sosok kiai karismatik yang rendah hati.
"Saya mengenal baik sosok beliau pada Mukmatar NU di Lampung tahun 2021 dan sama-sama terpilih sebagai AHWA," ungkapnya.
Kiai Zainal mengatakan, dia dan sosok almarhum KH Dimyati Rois juga bersama-sama sebagai anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) atau sembilan kiai sepuh NU.
Menurut Zainal, secara pribadi dia banyak mengambil pelajaran dari sosok KH Dimyati Rois, di antaranya sikap rendah hati dan selalu berfikir positif.
Almarhum dalam rapat tidak akan berbicara kecuali hal-hal yang penting. Dia menyimpulkan KH Dimyati merupakan sosok yang berbicara seperlunya, karena apa yang disampaikan harus bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.
Bahkan, kalau sudah sependapat dengan apa yang menjadi penyampaian, almarhum memilih diam. Saat dimintai pendapat pun, beliau sangat hormat kepada yang meminta pendapat itu.
"Itu menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi saya sebagai AHWA yang lebih muda," kata Zainal.
Â
Advertisement