Sukses

Jelajahi Pulau Pangempang di Pesisir Kaltim, Pulau dengan Banyak Pengelolaan Pantai

Pulau Pangempang di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara menawarkan pesona pantai-pantai yang kini dikelola oleh warga setempat.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Wisata rekreasi kini terus menjadi tren di kalangan wisatawan Indonesia. Tak heran jika taman rekreasi terus bermunculan dengan menonjolkan kesan “si paling instgramable”.

Taman rekreasi itu tak terkecuali pantai. Kini, banyak pengelolaan pantai bermunculan. Salah satu yang terus tumbuh dan makin baik pengelolaannya adalah Pulau Pangempang.

Pulau ini, meski masih menjadi perdebatan apakah berupa pulau atau bukan, memang menyajikan pemandangan laut yang menarik. Pengembang kawasan taman rekreasi terus bermunculan. Kebanyakan merupakan masyarakat lokal.

Pulau Pangempang terletak di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dahulu, pulau ini memang masih berupa hutan mangrove, rawa air tawar, dan pepohonan cemara.

Pulau ini memiliki pantai di sisi yang menghadap Laut Sulawesi, dan hutan mangrove di sisi yang menghadap Pulau Kalimantan. Dua kelebihan ini tentu menjadi keistimewaan tersendiri bagi pulau yang tak jauh dari kawasan Delta Mahakam, hulu Sungai Mahakam.

Sejak tahun 2017 mulai bermunculan masyarakat atau kelompok masyarakat yang mengelola pantai di Pulau Pangempang. Puncaknya pada tahun 2019, pembentukan taman rekreasi dengan panroma pantai makin banyak.

Pulau ini sempat memiliki belasan pantai sebelum akhirnya berguguran akibat pandemi. Namun ada beberapa pengelola pantai yang memanfaatkan masa PPKM dengan memperbaiki dan mempercantik kondisi pantainya. Kini, pantai-pantai di Pulau Pangempang terus berbenah, saling berlomba memberika nuansa berbeda.

Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah sendiri mendukung penuh upaya masyarakat mengembangkan pantai sebagai sarana rekreasi. Baginya, pariwisata nanti akan menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat setelah masa eksploitasi Sumber Daya Alam.

“Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terus mendorong desa untuk terus berdaya dan berinovasi atas potensi yang dimiliki masing-masing desa,” kata Edi Damansyah.

Ada beberapa pantai yang menjadi rekomendasi liputan6.com jika ingin menjelajah Pulau Pangempang. Yuk, simak!

Simak video pilihan berikut:

2 dari 5 halaman

Pantai Panrita Lopi

Rekomendasi pertama tentu adalah Pantai Panrita Lopi. Pantai ini bisa dibilang memiliki sarana paling lengkap. Mulai dari akses penyeberangan, hingga fasilitas di dalam kawasan pantai.

Pemiliknya adalah Ahmad. Biasa disapa Daeng Lompo. Ahmad juga merupaka Ketua DPC Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Kabupaten Kutai Kartanegara.

Apa keunggulan Pantai Panrita Lopi sehingga menjadi rekomendasi teratas? Jawabannya adalah fasilitas.

Secara umum, Panrita Lopi adalah lokasi berkemah untuk keluarga. Pohon cemara yang disusun rapi bisa menempatkan tenda di antara pepohonan sehingga lebih teduh dan terhindar dari paparan langsung matahari.

Di sisi lain, kerapatan pohon cemara bisa digunakan untuk memasang hammock. Berkemah dengan suasana pantai menjadi sajian utama. Bermain pasir dan berenang di pantai masih menjadi favorit rekreasi keluarga.

Menempatkan pantai ini pada rekomendasi pertama karena faktor fasilitas menjadi yang utama. Penyeberangan dilayani 24 jam, baik berangkat maupun pulang.

Fasilitas toilet juga sangat banyak sehingga seluruh pengunjung dapat terlayani dengan baik. Ada pula fasilitas gazebo yang cukup besar.

Seluruh fasilitas itu gratis hanya dengan membayar biaya masuk sebesar Rp20 ribu per orang. Namun pengunjung harus tetap membayar biaya penyeberangan sebesar Rp15 ribu per orang.

“Di akhir pekan saja, kami biasanya menerima kunjungan lebih dari seribu pengunjung,” kata Ahmad, pemilik pantai Panrita Lopi.

Karena konsepnya camping ground, tak ada tempat menginap seperti vila atau rumah. Pengunjung benar-benar diajak menikmati alam pesisir Kalimantan Timur.

3 dari 5 halaman

Pantai Blue Beach

Rekomendasi kedua jatuh pada Blue Beach. Tempat ini relatif tenang karena memang dikhususkan untuk wisatawan yang ingin menginap.

Ada sekitar empat vila yang disediakan dengan kapasitas 5 orang. Ada juga dua home stay dengan kapasitas yang lebih besar.

Selain rindang dengan pepohonan cemara, Blue Beach juga tampak lebih hijau karena ditumbuhi rerumputan. Pemiliknya, Ahmad, adalah seorang ekspatriat yang kini sudah mendapat ijin tinggal tetap di Indonesia yang mengelola pantai ini bersama istrinya, Siti Jamilah.

“Biasanya ramai di akhir pekan,” kata Siti Jamilah.

Biaya masuk, jika pengunjung tidak menyewa vila, sebesar Rp15 ribu per orang. Harga segitu sudah dapat gratis toilet dan kamar mandi.

Namun untuk penggunaan gazebo, dikenakan tarif Rp100 ribu. Ada juga penyewaan terpal dan fasilitas lainnya.

Secara umum Blue Beach tetap menarik dengan konsep yang ditawarkannya. Ketenangan menjadi alasan utama pengunjung mendatangi pantai ini.

4 dari 5 halaman

Pantai Pasir Putih

Tak jauh dari Blue Beach, kini berdiri Pantai Pasir Putih. Pantai ini terbilang baru karena baru dikembangkan tahun 2019 lalu.

Sempat terhenti pengembangannya karena pandemi, pengelola memanfaatkannya untuk mengembangkan konsep wisatanya. Pengelolanya bernama Ahmad Aseng yang juga merupakan seorang nelayan setempat.

Karena terbilang baru, pantai ini relatif lebih alami. Suasana tenang dengan angin sepoi-sepoi di menjadi daya tarik kuat.

“Pantai ini mulai saya rintis sejak 2017. Saat tahun 2019 lalu sempat saya buka namun pandemi. Masa pandemi saya gunakan untuk melengkapi seluruh fasilitas, tahun 2021 lalu mulai saya buka kembali,” kata Aseng.

Tempat ini sangat cocok untuk berkemah, menikmati pantai dengan lebih natural, sambil menikmati malam di bawah cahaya purnama yang menembus rindangnya pohon cemara.

Beberapa fasilitas yang tersedia diantaranya gazebo, tempat duduk, toilet, hingga kamar mandi. Hanya dengan membayar Rp15 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati semua fasilitas itu.

5 dari 5 halaman

Siapa yang Terbaik?

Selain tiga pantai itu, masih banyak pantai-pantai lainnya. Sebut saja misalnya Pantai Jingga, Pantai Ceria, Pantai Lorong Seribu, Pantai Indah Kurma, dan pantai lainnya.

Liputan6.com menempatkan Panrita Lopi sebagai yang terbaik dan paling direkomendasikan karena kelengkapan fasilitas. Pengunjung bisa datang kapan pun, jam berapapun.

“Mau datang subuh-subuh juga boleh. Mau datang jam 2 dinihari juga kami layani,” kata Daeng Lompo, sapaan akrab Ahmad, pemilik Pantai Panrita Lopi.

Begitupun dengan pulang. Mau pulang kapanpun, dalam situasi apapun, pasti dilayani.

Sebab pantai ini menjadi satu-satunya pantai yang memiliki dermaga dan kapal sendiri dalam melayani pengunjungnya.

Pantai lainnya menggunakan dermaga umum yang sangat tergantung kesediaan kapal. Sedangkan untuk pulang, pengunjung harus menelpon dulu pemilik kapal untuk penjemputan.

Tapi, bukan berarti pantai lain tidak direkomendasikan. Menjelajahi Pulau Pangempang tentu paling lengkap dengan menjelajahi seluruh pantainya.

Jika ingin suasana keluarga, Blue Beach sepertinya paling cocok. Ingin yang lebih natural, Pantai Pasir Putih pilihannya.

Perlu diingat, masih banyak pantai-pantai lainnya yang juga wajib dicoba. Di ujung Pulau ada Pantai Jingga yang menawarkan pesona lekukan pantai.

Atau bisa dicoba Pantai Indah Kurma yang menawarkan pengalaman berkemah yang unik. Ada juga Pantai Pelangi dan Pantai Ceria yang menawarkan nuansa berbeda.

Ke depan, pengembangan pantai-pantai ini akan semakin komplit dengan wisata bawah laut. Pengembangan wisata diving dan snorkling sedang dirancang sambil mempersiapkan spot-spotnya.

Jadi, kapan menjelajah Pulau Pangempang? Saran kami, tentukan pantai mana yang kamu pilih sesuai mood liburanmu.