Sukses

Aliansi Umat Islam Sumatera Utara Desak Pemerintah Putus Hubungan Diplomatik dengan India

Aliansi Umat Islam Sumatera Utara unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal India, Jalan Sudirman, Kota Medan, Jumat (17/6/2022). Mereka menuntut lembaga perwakilan India itu dikeluarkan dari Medan dan memutuskan hubungan diplomatik.

Liputan6.com, Medan Aliansi Umat Islam Sumatera Utara unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal India, Jalan Sudirman, Kota Medan, Jumat (17/6/2022). Ratusan peserta aksi menuntut lembaga perwakilan India itu dikeluarkan dari Medan dan memutuskan hubungan diplomatik.

"Politisi India telah berbuat rasis, menghina Nabi Muhammad SAW. Kami meminta mereka diusir dan tidak mengulangi tindakan rasisnya," ucap orator massa, Rafdinal, dari atas mobil komando.

Sementara itu, Koordinator Lapangan, Irman Arif Gea menyebut, mereka mendesak agar hubungan diplomatik dengan India dan perwakilan-perwakilan Indonesia di India segera ditarik.

"Pemerintah kita harus punya sikap tegas atas persoalan ini. Harus tegas, putuskan hubungan diplomatik dengan India," sebut Irman.

Ketua Mujahidin Kota Medan, Kholik Subrata, juga menyatakan hal serupa. Pihaknya juga meminta Pemerintah Indonesia memutuskan huhungan diplomatik dengan India.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Langkah Pemerintah Dinilai Lemah

Seorang peserta aksi lainnya, Ustaz Heriansyah mengatakan, Indonesia sudah menyatakan sikap atas apa yang disampaikan Juru Bicara Partai Berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP), Nupur Sharma. Namun menurutnya, langkah pemerintah terlalu lemah.

"Harusnya lebih keras, seperti sikap Kuwait langsung memutuskan hubungan dengan India dan menolak bahan-bahan yang berasal negara itu. Demikian juga Qatar menyingkirkan produk India. Saudi Arabia, mengancam memulangkan semua imigran-imigran India," sebutnya.

3 dari 5 halaman

Segel Kantor Konsulat India di Medan

Aliansi Umat Islam Sumatera Utara Bela Nabi juga melakukan penyegelan terhadap kantor Konsulat Jenderal India di Kota Medan saat unjuk rasa. Tindakan itu sebagai bentuk protes keras atas pernyataan Nupur Sharma dan Naveen Kumar, yang dinilai melecehkan kehormatan Nabi Muhammad SAW.

Irman Arif Gea, Koordinator Aksi, menyatakan, penyegelan tersebut bentuk kecaman terhadap 2 Juru Bicara Partai Berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP). Mereka tegas mengutuk keras pernyataan Nupur Sharma dan Naveen Kumar, karena dinilai sebagai kebencian dan kedangkalan moral serta rendah ilmu.

"Kami menuntut Pemerintah yang saat ini berkuasa dan Bharatiya Janat Party untuk meminta maaf kepada umat Islam di dunia," ucap Irman pasca menyegel kantor Konsulat Jenderal India.

4 dari 5 halaman

Dinilai Membelakangi Resolusi PBB

Dalam tuntutannya, Irman juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi sanksi kepada Pemerintah India yang tidak mengikuti dan membelakangi resolusi PBB tentang Anti Islamofobia. Pemerintah Indonesia diminta mengawal peristiwa ini dengan perhatian penuh.

"Jika tuntutan tidak dipenuhi, kami mendesak Pemerintah Indonesia mengusir Dubes India dan jajarannya dari Indonesia," tegas Irman.

Saat aksi berlangsung, massa yang terdiri dari ibu-ibu, anak muda, remaja, dan anak-anak ini mendapat kawalan ketat dari pihak kepolisian. Dalam unjuk rasa ini juga peserta aksi membawa berbagai poster berisi tulisan yang mengutuk pernyataan 2 Juru Bicara Partai Berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP) tersebut.

5 dari 5 halaman

Picu Protes Diplomatik

Nupur Sharma, Juru Bicara Partai Berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP), pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, membuat pernyataan di televisi tentang istri termuda Nabi Muhammad pada 26 Mei 2022. Pernyataannya memicu demonstrasi di India.

Pernyataan Sharma juga memicu protes diplomatik, tidak hanya dari saingan India, Pakistan, tetapi juga di negara-negara Arab yang memiliki hubungan dekat dengan New Delhi. Di Bangladesh, pengunjuk rasa menuntut kecaman resmi dari Perdana Menteri Sheikh Hasina, sekutu dekat India.

Menanggapi kerusuhan itu, BJP akhirnya menangguhkan Sharma serta Naveen Kumar Jindal, tokoh lain di BJP yang dituduh sama-sama menghina Nabi Muhammad. Jindal disebut mengunggah pernyataan menghina Nabi di akun Twitternya.