Sukses

Awal 2022, BI Sulawesi Tenggara Catat Transaksi Digital Rp7,136 Triliun

Bank Indonesia mencatat, transaksi non tunai digital di wilayah Sulawesi Tenggara mulai menunjukkan perkembangan positif setelah koordinasi dengan Pemda dan Lembaga Perbankan Daerah.

Liputan6.com, Kendari - Transaksi nontunai pengguna QRIS triwulan I 2022 mencapai 80.236 UMKM di Sulawesi Tenggara. Secara nominal triwulan I 2022 mencapai Rp 40,61 miliar jumlah transaksi.

QRIS merupakan, satu proyek baru Bank Indonesia digunakan untuk menstandarkan QR Kode untuk pembayaran digital. QRIS adalah singkatan dari Quick Response Indonesia Standard. Pembayaran yang dilakukan dengan menautkan QR kode menggunakan rekening bank.   

Analisa pihak Bank Indonesia, transaksi QRIS sebesar ini didominasi penggunaan pada merchant usaha besar dengan pangsa pasar 77,92%, usaha mikro 9,52%, kecil 6,11%, dan sisanya 6,44% kategori usaha lainnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aryo Wibowo T Prasetyo mengatakan, Bank Indonesia Sulawesi Tenggara mengupayakan agar transaksi non tunai meningkat setiap triwulan. Hal ini dibangun melalui komunikasi dan aksi nyata dengan pemerintah Kota Kendari dan Provinsi Sultra.

"Selama ini kami berupaya melakukan kerjasama dengan Pemda, contoh kami kerjasama dengan Pemkot Kendari," ujar Aryo Wibowo T Prasetyo, Jumat (24/6/2022). Menurutnya, target secara nasional, diharapkan bisa terjadi 15 juta transaksi. Terkait ini, Bank Indonesia Sultra sudah melakukan rentetan sosialisasi hingga merambah ke sejumlah lokasi pasar rakyat di Kota Kendari.

Pihak BI mensosialisasikan kepada para pedagang keuntungan menggunakan transaksi non tunai. Kemudian, sosialisasi ini menyasar lembaga perbankan yang bekerjasama dengan Pemda.

"Dalam hal ini Bank Sulawesi Tenggara, sebab transaksi QRIS itu menggunakan jalur bank, upaya-upaya ini kami berusaha dorong maksimal saat ini," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Transaksi QRIS Capai Rp7 Triliun

Bank Indonesia menyebut, pada triwulan I 2022 transaksi masyarakat secara Sulawesi Tenggara menggunakan sistem pembayaran non tunai sebesar Rp. 7.135,79 miliar. Jumlah ini, agak turun sekitar 17,33 persen apabila dibandingkan pada triwulan IV 2021.

"Saat itu, nilai transaksi mencapai Rp 8.631 miliar. Ada beberapa alasan," ujar Aryo Wibowo.

Menurut Ari Wibowo, transaksi non tunai terdiri dari SKNBI- RTGS, QRIS, dan e-commerce. Menurunnya jumlah awal ini, karena sesuai siklus ekonomi tahunan dimana pada triwulan I masyarakat cenderung lebih menghemat konsumsi setelah natal dan tahun baru pada akhir tahun.

"Jumlah transaksi di wilayah Sultra, masih akan bertambah. Bagaimana Pihak BI membangun komunikasi dan kerjasama Pemda serta lembaga perbankan, menentukan percepatan pencapaian target," kata Ari Wibowo.

Â