Liputan6.com, Mahakam Ulu - Mencoba perjalanan ke pedalaman KalimantanTimur di Kabupaten Mahakam Ulu memang sangat menantang. Tak ada jalur darat karena semua harus melalui jalur sungai.
Jangan bayangkan perjalanan ini seperti melewati sungai pada umumnya. Sebab ada beberapa riam yang harus dilewati dengan menggunakan speedboat.
Riam adalah sungai berarus deras mirip arung jeram. Perjalanan dari Kecamatan Long Bagun menuju Kecamatan Long Apari seolah menantang maut.
Advertisement
Baca Juga
“Tak ada pilihan lain, kita harus lewat sungai ini,” kata Mardans, seorang jurnalis televisi, Senin (27/6/2022).
Mardans sudah sering melewati jalur ini karena tugas liputannya. Dia bahkan sampai hapal nama-nama riam yang harus dilaluinya.
“Ada dua riam besar yang harus dilewati dan sangat menantang,” sambungnya.
Riam yang dimaksud memang butuh adrenalin tinggi untuk melintasinya. Selain berarus deras, sisi sungai yang berupa batuan sangat berbahaya jika salah pilih jalur.
Kondisi sungai dengan riam seperti ini dibutuhkan motoris berpengalaman dan speedboat yang mumpuni. Salah perhitungan, kemungkinan celaka bisa menghampiri.
“Ada beberapa titik penumpang harus di turunkan. Ada di Riam panjang dan Riam udang,” papar Mardans.
Dia menjelaskan, jika kondisi riam tidak memungkinkan untuk dilintasi dengan muatan penuh, beberapa penumpang harus diturunkan. Penumpang harus jalan kaki menyusuri hutan di tepi riam sampai ke alur sungai yang tenang baru kemudian diangkut kembali ke speedboat.
Kondisi ini tergantung arus sungai. Mardans menyebut, jika arus sungai deras, penumpang akan diturunkan di Riam Udang karena berbahaya. Namun saat air sungai surut, Riam Panjang cukup berbahaya dan sebagian penumpang harus diturunkan.
Jangan tanya soal jalan darat. Cukup diingat, ini adalah akses satu-satunya menuju Kecamatan Long Apari yang berbatasan dengan Malaysia itu.
Simak video pilihan berikut:
Subsidi Pemerintah Daerah
Kondisi ini tentu membuat biaya angkut menjadi sangat mahal. Untuk satu orang saja, dari Long Bagun menuju Long Apari dikenakan tarif satu juta rupiah untuk satu kali perjalanan.
Belum lagi biaya angkutan logistik, tentu sangat berpengaruh dengan harga kebutuhan pokok. Selain jaraknya yang jauh, medan yang sulit dan dibutuhkan bahan bakar yang cukup banyak.
Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avun menyebut Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu peduli dengan kesulitan yang di alami oleh warganya yang tinggal hulu Sungai Mahakam ini. Apalagi dengan biaya transportasi yang sangat mahal sehingga pemerintah menggratiskan biaya transportasi bagi masyarakatnya yang kurang mampu. Meski demikian, untuk penumpang umum juga dapat subsidi sehingga dikenakan potongan 50 persen.
Untuk membiayai kebutuhan transportasi ini Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu telah menggelontorkan dana lebih dari Rp5 Miliar. Program Pembiayaan Ongkos Angkut (POA) dalam membantu kesulitan masyarkat yang tinggal di hulu sungai mahakam dengan wilayahnya yang berbatasan dengan negara tetangga malaysia.
Jalur sungai merupakan jalur transportasi satu satunya yang di miliki masyarkaat hulu mahakam saat ini. Sebab jalan darat yang ada masih terus di kerjakan.
“Ini maksudnya supaya warga masyarakat Mahakam Ulu bisa melakukan aktivitas perjalanan, mungkin milir (bepergian) maupun mudik tidak terbebani dengan biaya mahal,” kata Yohanes Avun.
Tingginya tarif reguler untuk menuju ke hulu mahakam tentu dipengaruhi oleh besarnya biaya bahan bakar yang di keluarkan pemilik speedboat sehingga berdampak pada tingginya ongkos angkut.
Program ini mendapat respon positif dari masyarkaat karena Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu telah menggratiskan biaya transpotasi sungai bagi masyarakat hulu sungai mahakam. Sehingga kini masyarkat tidak akan kesulitan lagi untuk bepergian ke ibukota kabupaten dengan berbagai kebutuhan termasuk berobat.
“Kami sangat bersyukur karena ini sangat membantu masyarakat. Mudah-mudahan ke depan bisa lanjut terus,” kata warga Mahakam Ulu, Yohanes Bit.
Untuk di ketahui, sebelumnya program ini bernama Subsidi Ongkos Angkut (SOA) yang berjalan sejak tahun 2016 lalu. Hingga kini dilakukan perubahan nomenklatur menjadi Penumpang Ongkos Angkut (POA).
Ada juga subsidi 100 persen yang diutamakan kepada masyarakat tidak mampu, orang sakit, rohaniawan, pelajar, serta petugas khusus seperti medis, pendamping, dan juga jurnalis. Sementara untuk subsidi 50 persen diberikan kepada masyarakat umum.
Advertisement