Sukses

3 Daerah Jadi Percontohan Pencegahan Kebakaran Hutan Berbasis Klaster, Mana Saja?

Tiga kabupaten di Tanah Air menjadi proyek percontohan dalam program pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis klaster yang diselenggarakan oleh lembaga sosial kemasyarakatan internasional

Liputan6.com, Jakarta - Tiga kabupaten di Tanah Air menjadi proyek percontohan dalam program pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis klaster yang diselenggarakan oleh lembaga sosial kemasyarakatan internasional.

Direktur Eksekutif Kemitraan Laode M. Syarif di Kayuagung, Sabtu, mengatakan tiga kabupaten terpilih itu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kabupaten Pelalawan, Riau, dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM) Kemitraan ini didukung US Agency for International Development (USAID), United Nation Environmental Programme (UNEP), Kishugu dari Afrika Selatan dan Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific - Institut Pertanian Bogor (CCROM IPB).

Para lembaga ini memfasilitasi penguatan berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di daerah pilot proyek.

“Kami mencoba melakukan pendekatan klaster di tiga kabupaten ini, nanti hasilnya dapat dijadikan rujukan dari berbagai pihak,” kata dia.

Ia menjelaskan pendekatan klaster merupakan kegiatan pencegahan kebakaran yang bersifat kolaboratif dan melibatkan semua pihak, seperti pemerintah daerah, Manggala Agni, TNI, kepolisian, perusahaan swasta, dan kecamatan, serta desa," tuturnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Mengubah Paradidma Penanganan Karhutla

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat mengubah paradigma penanganan karhutla dari upaya pemadaman api kepada upaya pencegahan kebakaran.

Strategi pencegahan dengan kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan karena kebakaran di lahan gambut terbilang sulit dipadamkan.

Sementara Sekda OKI Husin mengatakan melalui pendekatan ini diharapkan dapat dijadikan solusi atas keterbatasan anggaran pemerintah dalam penanganan karhutla.

“Karhutla ini selalu mengintai setiap musim kemarau, kami pun mengharapkan bantuan dari kalangan LSM baik nasional maupun internasional untuk memberikan solusi terbaik,” kata dia.

Walau saat ini tren luasan lahan yang terbakar terus menurun jika dibandingkan kala kebakaran hebat pada 2015 tapi pemerintah tetap menargetkan setiap tahun tak terjadi karhutla.