Sukses

2 Wartawan di Gorontalo Kena Intimidasi Saat Meliput Kegiatan Pj Gubernur

Kekerasan dan intimidasi wartawan kembali terjadi di Provinsi Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Kekerasan dan intimidasi wartawan kembali terjadi di Provinsi Gorontalo. Kali ini korbannya wartawan media online lokal Gorontalo Dulohupa.id dan wartawan lepas (stringer) salah satu TV Nasional. Keduanya mendapat intimidasi dan pembatasan saat ingin meliput Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer.

Intimidasi itu didapatkan para wartawan saat meliput Pasar Murah yang diadakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo. Aksi itu dilakukan oleh anggota Satpol PP dan ajudan Penjabat Gubernur Gorontalo, Rabu (6/7/2022).

Belum diketahui secara jelas maksud dan tujuan ajudan gubernur dan oknum Satpol PP yang mengintimidasi dan membatasi kerja-kerja jurnalistik kepada kedua wartawan tersebut.

Hendrik Gani, wartawan yang jadi korban intimidasi mengatakan, awalnya sesi wawancara masih berlangsung lancar, namun tiba-tiba Satpol mendorong dari belakang.

"Kalau teman saya Muamar bentuk intimidasi dan pembatasan yang didapatnya dari Ajudan Gubernur. Dia diinjak kakinya dua kali, sampai-sampai video kameranya yang sedang merekam wawancara Gubernur saya lihat goyang, dan dari belakang nampak Satpol PP juga mendorongnya," kata Hendrik.

Kendati demikian, lanjut Hendrik, Pj Gubernur Hamka Hendra Noer yang didampingi istrinya masih melayani dengan baik pertanyaan darinya bersama Muamar.

"Pj Gubernur masih melayani wawancara yang hanya berlangsung kurang lebih hampir dua menit itu. Beliau juga saat diwawancarai, sama sekali tidak ada protes dari mereka," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Permohonan Maaf

Sementara, Masran Rauf Kepala Dinas Kominfo Provinsi Gorontalo secara pribadi dan kedinasan memohon maaf kepada teman-teman wartawan yang melakukan peliputan pasar murah.

"Terkait dengan hal tersebut tadi saya sudah telepon dan diskusi dengan ajudan yang bertugas. Bersangkutan mengaku bahwa kejadian itu sesungguhnya tidak disengaja karena kondisi di lapangan," singkatnya.