Liputan6.com, Makassar - Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siber Kreasi kembali menggelar kegiatan pelatihan Literasi Digital 2022, yang dilaksanakan secara daring dan luring (Hybrid) pada Jumat (8/7/2022).
Kegiatan yang bekerja sama dengan Pendidikan Sulawesi Digital Skill ini menyasar para Kepala Sekolah, Guru dan Pelajar dengan mengambil tema “Literasi Digital untuk mewujudkan Smart City yang Kreatif & Inovatif”. Kegiatan ini pun diharapkan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi digital.
Baca Juga
Para narasumber yang dihadirkan pun terbilang keren. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika, Jonny G Plate kemudian Bupati Maros Chaidir Syam, ada juga mantan Wakil Wali Kota Makassar, yang juga Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Sulsel dan Ketua PMI Syamsu Rizal, dan juga dari dua OPD Kabupaten Maros.
Advertisement
Syamsu Rizal dalam materinya tentang “Cakap Bermedia Digital” , membahas tentang kelebihan dan kekurangan dari media sosial, seperti Facebook,Instagram, Twitter dan YouTube.
“Media Sosial ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti Facebook yaitu jumlah pengguna menduduki peringkat pertama , namun kekurangannya yaitu pengguna terlalu heterogen sehingga informasi yang muncul terlalu beragam. Sedangkan Instagram ini memiliki fitur menarik untuk meningkatkan kualitas gambar maupun video yang diunggah, untuk kekurangannya jenis unggahan terbatas gambar dan video,” kata Deng Ical, sapaan akrab Syamsu Rizal.
Deng Ical, pun mengajak memanfaatkan perkembangan media digital ini untuk mengasah potensi yang dimiliki sehingga pencapaian yang diinginkan dapat terpenuhi, tentunya dengan bijak.
Deng Ical menyebutkan ada empat poin yang harus diperhatikan, yaitu Kecakapan Digital dapat tercapai jika mampu memahami hard ware dan Soft ware serta Heart Ware (kekayaan budaya lokal) dan menjadi Gate Keeper Bagi diri dan Lingkungan.
"Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital serta tau sumber daya dan tujuan kita ber Digital Ria, selain itu Kecakapan dalam mesin pencarian informasi ditandai dengan kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia,” ujar Deng Ical.
Smart city
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maros, Husair menjelaskan Pemerintah Kabupaten Maros, dalam kebijakannya terkait Smart City, dapat terlihat dalam pemberian dukungan sarana dan prasarana bagi tenaga pengajar, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya Literasi Digital dalam pengembangannya.
Husair menjelaskan tentang pengertian Literasi Digital, yaitu kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaanny.
Dengan memahami tentang literasi digital, manfaat yang didapatkan yaitu Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih ‘kritis dalam berpikir’ dan memahami informasi.
Saat ini, Husair menyebutkan pemanfaatan teknologi digital di sekolah telah dilakukan dalam menerapkan smart city, seperti penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM), dimana Kepsek & Guru wajib mengakses PMM baik melalui android/ Gawai/ Laptop/ Komputer, dimana materi Kurikulum Merdeka dapat diakses melalui PMM oleh Kepsek & Guru.
“Saat ini untuk aktivasi akun di belajar id, jumlah akun disiapkan 5.352 dan sudah aktivasi 4.436 (82,88%) ini untuk Pendidik dan Tenaga Pendidik, sedangkan untuk peserta didik jumlah akun disiapkan 28.548 sedangkan sudah aktivasi 13.485 (47,20%),” sebut Husair.
Untuk penerapan literasi digital di Sekolah, seperti Komunikasi dengan guru atau teman menggunakan media sosial (WA, Fb, IG). Kemudian Aplikasi Dapodik, ARKAS (perencanaan dan pertanggungjawaban BOS), e-Rapor, kemudian mncari bahan ajar dan belajar dari sumber tepercaya di internet.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Prayitno menjelaskan tentang “Menuju Smart City”, dimana ada beberapa tantangan yang dihadapi, diantaranya permasalahan yang semakin komplek, kemudian sumber daya terbatas, serta waktu memimpin terbatas.
Lebih jauh, Prayitno menyebutkan dalam penerapannya di dunia Pendidikan Smart City diantaranya, Penyediaan layanan pendidikan cerdas (smart education), kemudian mampu menggunakan TIK untuk kemanfaatan serta menghasilkan smart people (berfikir kritis, dan memecahkan masalah secara efektif dalam proses pembelajaran).
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement