Liputan6.com, Pekanbaru - Rencana pertandingan persahabatan antara PSPS Riau Vs Kelantan FC di Stadion Utama Pekanbaru pada 12 Juli 2022 petang batal. Padahal, ribuan penonton sudah memadati tribun stadion bertaraf internasional itu.
Sebagai garansi, panitia pelaksana (panpel) menyatakan akan segera melakukan pengembalian uang atau refund tiket. Pengembalian dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
Advertisement
Baca Juga
Ketua panpel laga persahabatan itu, Bambang, menyebut refund akan berlangsung di Stadion Rumbai, Pekanbaru. Masyarakat yang sudah membeli tiket bisa datang pada Jumat, 15 Juni 2022.
"Berlangsung hingga Minggu," kata Bambang, Kamis siang, 14 Juli 2022.
Bambang menyatakan, refund ini hanya berlaku bagi suporter atau warga yang membeli melalui pihak yang ditunjuk oleh panpel.
"Sementara yang membeli di Aquatel (penjualan oleh manajemen PSPS) silahkan datang ke Aquatel," kata Bambang didampingi Mantan GM PSPS Riau Edward Riansyah alias Edu.
Sebelumnya, manajemen PSPS Riau juga menjual tiket dan hanya laku 153 buah. Sementara, penjualan oleh tim yang dibentuk panpel laris manis karena langsung melibatkan suporter.
Belakangan, PSPS Riau melalui akun Instagram resminya menyatakan mengambil alih penjualan tiket karena adanya aliran uang tiket masuk ke rekening oknum Asprov PSSI Riau.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tudingan PSPS Riau
Kalimat di postingan itu juga dibantah oleh Bambang dan Edu. Keduanya menyampaikan setiap pertandingan liga di Indonesia dikelola oleh panpel karena ada regulasinya.
Regulasi itu mengatur penjualan dan segala pertandingan dilaksanakan oleh panpel. Di sisi lain, Edu sewaktu masih menjabat sebagai GM sudah ingin melibatkan manajemen PSPS Riau.
"PSPS itu hanya ada beberapa pengurus, tidak mungkin bisa dikelola sendiri," jelas Edu.
Edu sendiri merasa sudah tidak lagi menjadi GM PSPS Riau karena berhalangan hadir dalam pertemuan dengan top manejemen. Saat itu, Edu sedang mengurus ragam pekerjaan karena juga menjadi pejabat di Pemerintah Kota Pekanbaru.
Edu mengaku diancam akan diberhentikan kalau tidak bisa hadir dalam waktu sejam je lokasi pertemuan, sementara saat itu dirinya banyak pekerjaan.
"Jadi saya merasa diberhentikan tidak hormat," tegas Edu.
Terkait tudingan adanya aliran uang tiket masuk ke oknum Asprov PSSI Riau sebagai unggahan akun Instagram PSPS Riau, Edu membantah.
Menurutnya, uang itu masuk ke rekening wakil bendahara bentukan panpel. Uang itu terdata dengan baik dan akan dikembalikan kepada suporter dan masyarakat yang telah membeli tiket laga batal itu.
Di sisi lain meski sudah dinonaktifkan, Edu menyebut top manejemen masih meminta tolong mengurus pengamanan pertandingan PSPS Riau melawan Kelantan FC.
Advertisement
Duduk Perkara Rp40 Juta
Edu masih bersedia karena ingin menjaga marwah Riau, apalagi izin pertandingan itu sudah dikantongi jauh hari sebelumnya.
Terkait desakan uang Rp40 juta pengamanan, Edu membantah itu permintaan Polresta Pekanbaru. Uang itu merupakan estimasi akomodasi karena Polresta mengerahkan 430 personel ke stadion.
"Kalau gara-gara uang itu, tentu polisi tidak datang ke stadion, mereka sudah apel," tegas Edu.
Edu dan Bambang menyebut akomodasi pengamanan memang dianggarkan panpel. Awalnya hanya untuk 100 personel dan sudah ada budjet.
Belakangan, Polresta Pekanbaru menyatakan yang datang itu adalah klub dari Malaysia sehingga pengamanan harus sesuai standar internasional. Rencananya ada pengerahan 500 personel.
Dengan jumlah itu, panpel menghitung uang akomodasi lagi hingga keluar angka Rp40 juta. Angka itu sesuai perhitungan panpel untuk personel yang datang ke stadion.
"Belum ada penyerahan uang dan tidak ada permintaan, kalau memang ada desakan penyerahan uang, tentu polisi tidak datang ke stadion," tegas Edu.