Liputan6.com, Yogyakarta Anak muda saat ini sering mengucapkan kata insecure yang mungkin belum mengetahui artinya. Dosen Fakultas Psikologi UGM, Acintya Ratna Priwati, menjelaskan insecure merupakan perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, disertai dengan ketidakpastian dan kecemasan akan tujuan, kemampuan maupun hubungan dengan orang lain.
"Insecurity ini bisa muncul dalam berbagai bentuk yang secara umum terkait dengan perasaan ditolak, tidak dicintai, merasa terisolasi dan lainnya," terangnya, Rabu, 13 Juli 2022.
Acintya mengatakan perasaan itu dapat muncul karena secara alami manusia telah terbiasa membandingkan diri, memberikan penilaian, maupun mengevaluasi diri. Salah satunya karena pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan.Â
Advertisement
Pengalaman tersebut bisa berupa komentar negatif dari orang yang dianggap penting ataupun melihat pengalaman orang lain yang kurang menyenangkan. Kondisi itu menjadikan seseorang ingin menghindari perilaku tersebut dan menyesuaikan perilaku.
Baca Juga
"Peristiwa ini terekam dalam memori tidak sadar dan membentuk pola perilaku tertentu pada diri kita maupun orang lain (critical inner voices)," jelasnya.
Faktor kecemasan sosial seperti terlibat dalam aktivitas yang dijalani bersama orang lain sehingga orang lain memperhatikan diri kita maupun sebaliknya diri kita berpusat kepada orang lain. Hal itu menyebabkan munculnya pemikiran membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
"Insecure ini juga timbul karena kepercayaan diri yang tidak tinggi," imbuhnya.
Acintya menjelaskan bentuk lain insecure, misalnya dalam relasi pertemanan akan ada perasaan untuk terus-menerus membandingkan diri dengan teman dalam kelompok. Lalu merasa lebih rendah ataupun iri terhadap pencapaian teman dalam kelompok.
"Membandingkan diri dengan lingkungan itu hal wajar, tetapi tugas kita adalah mengubah rasa negatif dalam diri menjadi motivasi untuk jadi individu yang lebih baik," ucapnya.
Pada hubungan romantis pun, insecure bisa muncul dalam bentuk cemburu atau bergantung secara berlebihan. Selain itu, selalu mencari persetujuan maupun bergantung dengan pasangan.
Sementara dalam relasi hubungan kerja, insecure bisa berupa terus merasa kompetitif dalam berbagai bidang, memberi alasan untuk mengkritisi orang lain, atau justru menunda pekerjaan maupun tugas yang diberikan.
"Walau manifestasi perilakunya beragam namun kunci perilakunya adalah memperlihatkan ke orang lain bahwa dirinya lebih baik dibanding orang lain," ujarnya.
Dampak orang yang merasa insecure adalah kurang bisa menerima diri sendiri karena tidak melihat keadaan secara objektif dan sangat bergantung pada penilaian orang lain. Kondisi insecurity membuat seseorang mudah tenggelam dalam perasaan negatif yang akan berujung pada perasaan negatif lainnya.
Lalu bagaimana mengatasi insecurity? Acintya menyampaikan untuk mengatasi kondisi ini perlunya mengenali kondisi diri sebaik mungkin.
Kapan diri dalam kondisi terbaik maupun terburuk, termasuk mengidentifikasi saat diri cenderung melakukan perbandingan sosial. Selanjutnya, menerima emosi dan perbandingan diri yang dilakukan oleh diri secara otomatis. Mencari umpan balik dari orang yang dapat dipercaya dan menyampaikan secara lugas.
"Jika kurang nyaman menyampaikan langsung maka bisa mengurai isi pikiran di selembar kertas bisa membantu menyalurkan emosi," paparnya.
Tips lainnya adalah belajar dari kesalahan dengan menguatkan self esteem maupun self confidence. Kemudian melakukan hal terbaik untuk mengejar tujuan personal. Selain itu, terbuka terhadap berbagai strategi pengembangan diri. Apabila dirasa sulit, maka perlu bantuan profesional.Â
Â
Simak video pilihan berikut ini: