Sukses

Ketika Ratusan Peserta Didik Baru Tingkat SMA di Sulsel Diajari Kecakapan Digital

Kemenkoinfo dan Siber Kreasi Ingin Peserta Didik Baru Cakap Digital

Liputan6.com, Makassar - Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan Literasi Digital serta memperkenalkan tentang sistem Smart School, kali ini Kementerian Komunikasi dan Informatika  bersama Siber Kreasi menggelar kegiatan pengenalan terhadap peserta didik baru, dimana mereka bersama-sama menerima materi secara online.

Kegiatan ini, sendiri menyasar peserta didik baru kelas X tingkat SMA Cabang Dinas Pendidikan Sulsel, wilayah I dan II pada Kamis (14/7) secara daring.

Kegiatan ini menghadirkan, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Setiawan Aswad, kemudian Anshar Syukur yang merupakan Ambasador Wakelet Indonesia, Ketua Satgas Pandu Nasional Digital JSDI (2021-2025) dan juga Ketua JSDI Sulsel serta Pandu Digital Media. Pemateri ketiga Citra Rosalyn Anwar, yang merupakan Japeldi dari Universitas Negeri Makassar.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad dalam materinya tentang Internalisasi Nilai Pancasila, sebagai Warga Negara Digital (Digital Citizenship), dalam Budaya Media Digital memiliki beberapa tantangan yang harus diperhatikan para generasi muda, diantaranya mengaburnya wawasan kebangsaan, kemudian menipisnya nilai kesopanan dan kesantunan, belum lagi menghilangnya budaya Indonesia, dan media digital menjadi panggung budaya asing.

“Tantangan inilah yang dihadapi saat ini, dan para pelajar diharapkan mampu tetap mempertahankan budaya Indonesia ditengah gempuran perkembangan digital saat ini,” kata Setiawan lebih

Setiawan mengingatkan pentingnya menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital,serta mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

Setiawan menyebutkan ketika pemahaman nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, yaitu tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada perpecahan/polarisasi di ruang digital. Serta tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dan pelanggaran privasi di ruang digital.

 

2 dari 2 halaman

Media Sosial

Sementara itu, Anshar Syukur yang merupakan Ambasador Wakelet Indonesia, Ketua Satgas Pandu Nasional Digital JSDI (2021-2025) dan juga Ketua JSDI Sulsel serta Pandu Digital Media, berkesempatan membawakan materi tentanga keamanan media digital.

Dimana ada enam media social yang paling sering digunakan, yaitu facebook,instgram, twitter,yotube kemudian ada juga Whatswhapp dan telegram. Media Sosial menjadi wadah membagi informasi, dan mendapat informasi dengan mudah.

Namun, Anshar mengingatkan masalah keamanan digital, adalah satu proses memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring, maupun luring dilakukan secara aman,” tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,”

Selain masalah keamanan digital, Anshar juga menekankan masalah penipuan pada dunia digital. Dimana ini masih sering terjadi dan didapatkan di masyarakat sehingga perlu memahami seperti apa bentuk dari penipuan digital ini .

Empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phising, dan hacking

Penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang kita terima mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta pembajakan/ peretasan akun dan cloning platform yang kita miliki.

“Tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin.  Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital , serta selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” jelasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: