Liputan6.com, Solo - Kisah menyeramkan dialami TA, salah seorang jurnalis dari media nasional. Dia ditugaskan meliput pertandingan final Piala Presiden 2022 di Samarinda, Kalimantan Timur. Tak ada yang berbeda dengan aktivitasnya sebelum meliput laga itu, dia berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Samarinda dan langsung menuju hotel yang sudah dia pesan di salah satu aplikasi.
Pada hari pertama, dia merasa hotelnya terlalu jauh dengan lokasi liputan di Stadion Segiri Samarinda. Meski berada di tengah kota dan sangat nyaman, tetapi dia akhirnya memutuskan untuk pindah hotel.
TA pun mulai menghubungi rekan-rekannya sesama jurnalis yang kebetulan sedang ditugaskan sama seperti dirinya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengikuti jejak rekan-rekannya menginap tidak jauh dari stadion.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, ia agak curiga dengan hotel horor itu setelah melihat-lihat di aplikasi pemesanan hotel, harga hotel yang cukup mewah itu hanya dibandrol Rp350 ribu per malam. Namun, tekadnya agar lebih dekat ke lokasi kerja membuat dirinya menghilangkan pikiran negatif.
Benar saja, ketika ia datang ke hotel tersebut dan mengurus proses pemesanannya, dirinya tak diantar petugas hotel untuk ke kamarnya. Terpaksa dia menyusuri lorong hotel sendirian. Saat itu, kondisi bangunan tengah direnovasi, sementara di belakang bangunan, ada kolam renang yang sudah tidak terpakai.
"Ternyata, harga Rp350 ribu plus dekat dengan stadion malah bikin tidak nyaman. Saat pertama check in, aku dikasih kamar yang lokasinya berbeda dari bangunan utama," kata TA saat bercerita kepada Liputan6.com, Selasa (19/6/2022).
Review Hotel Horor
Dia mengaku masih belum berpikir hotel tersebut bakal membuatnya semalaman dag dig dug karena ketakutan. TA menyebut mulai merasakan aura mistis ketika memasuki kamar hotel yang disewanya itu.
"Aku melihatnya seperti pendopo yang ada di film KKN Desa Penari di dekat kamarku. Aura seram langsung terasa saat membuka pintu. Yang lebih seram, di kamar mandi ada bath up. Orang-orang penakut kayak aku bisa langsung membayangkan bath up itu tempat makhluk halus mandi," ucapnya.
Alhasil, bukannya ia membersihkan diri usai masuk kamar, dia malah dirundung ketakutan untuk mandi atau sekadar bergerak dari tempatnya berdiri. Ia bercerita hanya sempat membuka sepatu dan langsung menuju tempat tidur berlindung di balik selimut tebal.
"Bagaimana enggak takut coba, kamar hotel ini memang lebih luas, ada balkonnya. Tapi, balkon itu berhadapan langsung dengan kolam renang dan pendopo tadi. Bagaimana tidak langsung menyiutkan nyali," katanya.
Ketika ia sudah bisa mengontrol ketakutannya, dia memberanikan diri masuk kamar mandi. Pada saat itu, ia mendengar kursi diseret. Ketika dilihat ke arah kursi, rupanya kursi itu tidak bergeser dari tempatnya semula. Tak hanya sampai di situ, saat ia hendak balik ke tempat tidur, ia mendengar suara keran air terbuka.Â
"Aku berusaha buat mengajak orang buat nemenin tidur di situ. Pertama teman kuliahku dulu yang kebetulan orang Samarinda. Ternyata dia tidak mau. Kedua, aku coba ajak teman fotografer untuk menginap. Tidak mau juga. So, semaleman spot jantung," ujar TA.
Sementara itu, keesokan harinya TA buru-buru check out sekitar pukul 10.00 Wita. Ia langsung mendatangi tempat rekannya yang berdomisili di Samarinda untuk bersilaturahmi dan menceritakan pengalaman mengerikannya.Â
"Aku langsung pergi ke warung bakso punyanya wartawan. Dan di situ dia cerita kalau hotel tersebut ternyata hotel lama. Pantas saja harganya Rp350 ribu, tapi dapat kamar seluas itu. Pas cek review ternyata banyak juga pengalaman kayak aku," tutur jurnalis olah raga itu.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement