Sukses

Bangkitkan 117 Desa Wisata, Pemprov Sulawesi Tenggara Gandeng Lembaga Donor

Pemprov Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pariwisata hendak membangkitkan 117 desa wisata yang selama ini belum memaksimalkan pelaku ekonomi kreatif dengan menggandeng lembaga donor.

Liputan6.com, Kendari - Sulawesi Tenggara memiliki 117 desa wisata yang sudah terdaftar dalam jejaring 500 desa wisata di Indonesia. Lokasi sebanyak ini, tersebar mulai dari Kabupaten Kolaka Utara hingga Wakatobi.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini tengah berupaya mengembangkan program one village one product. Artinya, setiap desa wisata, mesti memiliki satu produk unggulan yang bisa dijual hingga skala nasional bahkan internasional.

Mewujudkan hal ini, pihak Dinas Pariwisata Sultra, berupaya menggenjot pelaku ekonomi kreatif agar memiliki daya saing. Salah satunya, dengan menghidupkan lokasi wisata dan sejumlah potensi yang bisa dinikmati wisawatan lokal dan mancanegara.

Kadis Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli HT menyatakan, untuk mewujudkan hal ini, mereka akan menggandeng lembaga pembiayaan skala nasional. Pemprov akan meminjam sejumlah dana untuk membangkitkan potensi wisata dari pelaku ekonomi kreatif yang selama ini tersebar di 17 kabupaten dan kota.

"Kedepan, pelaku ekonomi kreatif di desa wisata tidak hanya semata menjual obyek wisata saja, tapi ikut menjual kebutuhan wisatawan, seperti kuliner, cenderamata," papar Belli, Rabu (20/7/2022).

Dari pemantauan selama ini, pihaknya melihat, di daerah wisata, pelaku ekonomi masih sebatas menjual objek wisata saja. Sedangkan, ekonomi kreatifnya, belum dibangun secara terstruktur dan maksimal.

Terkait hal ini, perlu anggaran cukup yang bisa membantu para pelaku ekonomi kreatif agar kembali bangkit. Terutama setelah pandemi Covid-19, rata-rata pelaku ekonomi kreatif harus mulai dari awal lagi. Melihat ini, pihaknya perlu menggandeng lembaga donor yang tepat sehingga ada anggaran yang digelontorkan bagi pengusaha kecil di sekitar lokasi wisata.

"Untuk tahap awal, kami upayakan masuk 18 desa yang masuk 500 anugerah desa wisata. Sultra punya potensi besar," katanya.

Dia menjelaskan, di Kolaka, ada Desa Sani-sani, di Buton ada Desa Wabula, Wasumba dan di Muna ada Desa Santiri. Menurutnya, potensi wisata Sulawesi Tenggara belum mendapatkan sentuhan maksimal. Sehingga, 'kue pariwisata' belum seutuhnya dinikmati warga sekitar lokasi wisata.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif

Saat ini, di wilayah Sulawesi Tenggara, ada dua program Kementerian Pariwisata ada terkait kota dan kabupaten kreatif. Yakni, di Kabupaten Wakatobi akan digenjot sebagai daerah berbasis film wisata.

Daerah lainnya, Konawe Selatan, desa wisata berbasis kriya atau memanfaatkan limbah kayu. Limbah kayu ini, diolah menjadi souvenir atau cenderamata yang dijual kepada wisatawan. Saat ini, desa wisata Konsel sudah cukup dikenal namun belum memiliki gaung yang mampu mendatangkan banyak wisatawan.

Kedepannya, Dipas Sulawesi tenggara akan mengubah Kota baubau menjadi daerah wisata berbasis Kota pertunjukan dan Kabupaten Kolaka sebagai lokasi kuliner.

"Orang, ketika mengunjungi sebuah destinasi, selain menikmati alam, juga selalu melihat cenderamata apa yang akan dibawa pulang. Makanya, setiap daerah wisata ini kami harapkan ada pelaku ekonomi kreatif yang bisa melihat peluang-peluang," ujar Kadispar Sultra, Belli.

Pihak Dispar menurutnya, membuka ruang luas agar pelaku kreatif bisa go nasional. Misalnya, memfasilitasi sejumlah pameran kuliner dan proyek kreatif.

"Salah satu tantangan, yakni membangkitkan kembali Wakatobi sebagai wisata andalan Sultra, dalam waktu dekat kami akan maksimalkan pelaku-pelaku ekonomi kreatif terutama dari film dan fotografi," pungkasnya.

 

Â