Liputan6.com, Yogyakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek RI) berusaha agar jurnal Indonesia dapat terindeks Internasional.
Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Teuku Faisal Fathani, mengatakan salah satu cara agar jurnal terindeks Internasional dengan workshop penulisan jurnal.
“Kami sudah banyak mengadakan coaching klinik dan juga workshop kepenulisan jurnal agar jurnal-jurnal kita bisa jurnal terindeks internasional bereputasi,” ujarnya Selasa 19 Juli 2022.
Advertisement
Ia mengatakan sejak tahun 2014 publikasi jurnal di Indonesia naik secara eksponensial. Dari segi jumlah, jurnal Indonesia sudah melampaui negara Malaysia dan Singapura, namun jumlah sitasi Indonesia masih rendah.
Baca Juga
”Tingkat sitasi jurnal Indonesia masih rendah, satu jurnal Singapura sudah disitasi 5 kali dari pada jurnal peneliti Indonesia,” sambungnya.
Berkenaan dengan hal tersebut Teuku mengatakan itulah kenapa coaching clinic jurnal internasional sangat penting dilakukan, agar bisa membedah jurnal peneliti Indonesia untuk meningkatkan kualitas jurnal dan tingkat sitasi. Indonesia saat ini memiliki 14.000 jurnal.
“Bapak ibu semuanya, perlu diketahui jika saat ini Indonesia sudah memiliki 14.000 jurnal, 7.000 diantaranya sudah dievaluasi dan mendapat peringkat Sinta 6 sampai Sinta 1, 115 jurnal sudah terindeks scopus dan 180 jurnal yang menuju scopus internasional,” jelas Teuku.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kerja Sama dengan UMY
Agar terindeks Internasional salah satunya dengan menggandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam mengadakan Workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi Tahun 2022, pada Selasa (19/07) di Hotel Grand Zuri.
Acara ini dihandle langsung oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat sedangkan dari pihak UMY adalah Lembaga Riset dan Inovasi (LRI). Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto mengaku senang diberikan kepercayaan dari Dikti.
“Kami UMY sangat senang dan berterima kasih karena telah diberikan kepercayaan untuk turut andil dalam melaksanakan workshop kepenulisan jurnal ini. Dan kami siap digandeng untuk projek lainnya tak hanya masalah kepenulisan jurnal saja,” katanya.
Gunawan memandang jika agenda seperti ini sangat penting sebagai kesadaran publikasi seorang cendekiawan bangsa. Ia berharap Indonesia menjadi negara yang dikenal lewat karya karya ilmiah yang patut diperhitungkan.
“Alhamdulillah level publikasi keilmuan kita sekarang sudah sama seperti Thailand dan Malaysia. Ini bukan ungkapan terlalu berbangga diri, tapi ini adalah bentuk kerja keras kita semua dalam mengangkat Indonesia dari perspektif publikasi Internasional,” ucap dia.
Advertisement