Liputan6.com, Mamuju - Untuk mencegah penyakit dan penyelundupan komoditas pertanian yang akan dikirim atau masuk di Sulawesi Barat dilakukan operasi patuh bersama. Operasi itu dilakukan Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Mamuju dan Lanal Mamuju di perairan provinsi ke-33 itu.
Dengan menggunakan Kapal Angkatan Laut (KAL) Manakarra operasi patuh bersama itu menyisir perairan selat Makassar di sekitaran wilayah Mamuju dan Mamuju Tengah. Operasi itu bertujuan untuk melindungi Sumber Daya Alam (SDA) hayati dari penyakit hewan dan tumbuhan.
Kepala SKP Kelas II Mamuju, Agus Karyono mengatakan, operasi itu menyasar kapal-kapal yang mengangkut komoditas pertanian. Hal itu untuk memastikan komoditas yang dikirim sehat dan sudah melalui serangkaian kegiatan karantina, agar aman bagi masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Operasi ini juga sebagai upaya untuk memastikan tidak ada penyelundupan komoditas pertanian, terutama komoditas yang berpotensi sebagai media pembawa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," kata Agus kepada wartawan, Kamis (04/08/22).
Agus menambahkan, Sulawesi Barat yang saat ini masih zona hijau akan mendapatkan dampak kerugian ekonomi jika PMK penyebar. Dia berharap, seriap hewan ternak yang dikirim dan yang masuk ke Sulawesi Barat sudah melalui proses karantina terlebih dahulu.
"Sulawesi Barat harus tetap di zona hijau atau bebas PMK," tegas Agus.
Menurut Agus, kegiatan operasi patuh bersama ini juga merupakan tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian dengan TNI Angkatan Laut Nomor: 6787/HK.230/K/08/2021 tentang Pengawasan Perkarantinaan Pertanian Di Wilayah Perairan Indonesia.Â
"Untuk menegakkan disiplin dan kepatuhan masyarakat dalam perkarantinaan, kami meminta dukungan dari Lanal Mamuju dan juga mengimplementasikan Perjanjian Kerja Sama tersebut untuk menjaga kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Sulawesi Barat dari serangan penyakit hewan dan tumbuhan," ungkap AgusÂ
Sedangkan, Danlanal Mamuju Letkol Marinir Anthonius Temmy Irawan menyampaikan, setiap kapal yang berlayar mesti dilengkapi dengan dokumen berlayar. Seriap kapal juha harus berlayar dengan perlengkapan keselamatan yang memadai.
"Termasuk kelengkapan radio navigasi lapangan. Radio ini menjadi sarana komunikasi saat keadaan darurat. Setiap kapal harus memiliki radio," ujar Temmy.
Temmy mengungkapkan, masih ada beberapa kapal yang berlayar di perairan Sulawesi Barat, khususnya Mamuju yang tidak memiliki radio. Operasi gabungan yang dilaksanakan bersama SKP Kelas II Mamuju dalam rangka mengantisipasi modus-modus penyelundupan komoditas pertanian melalui jalur laut.
"Diharapkan dalam kegiatan ini dapat dicapai hasil yang maksimal sehingga terus dapat berkelanjutan, yang merupakan bentuk sinergitas Lanal Mamuju dengan Karantina Pertanian Mamuju dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing," tutup Temmy.