Sukses

Sejarah Muara Muntai, Kawasan Mahakam Tengah yang Dilirik Belanda Sejak Lama

Sumber daya perikanan yang melimpah dan menghidupi kawasan ini sejak lama membuat kecamatan Muara Muntai layak disebut surga ikan air tawar.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Muara Muntai ke-123 kembali digelar setelah dua tahun tak digelar karena pandemi. Kegiatan tersebut dihelat di Lapangan Gajah Mada, Desa Muara Muntai Ilir, Kutai Kartanegara (Kukar) sejak Sabtu (30/7/2022) lalu, selama sepekan.

Saat pembukaan kegiatan, Bupati Kukar Edi Damansyah melalui Asisten I Setkab Kukar, Akhmad Taufik Hidayat  menyampaikan kilas sejarah terbentuknya daerah Muara Muntai. Melihat asal nama Muara Muntai, dikatakan nama “Muntai” diambil dari nama seseorang yang diperintahkan oleh Raja Parikesit untuk bertugas di pos jaga perbatasan.

Letaknya berada di pertemuan dua aliran sungai Mahakam. Aliran tersebut membentuk seperti persimpangan.

“Sehingga diberi nama Muara Muntai,” ujarnya.

Data sejarah yang lebih valid menyebutkan bahwa sejak Abad ke-19 Pemerintah Hindia Belanda telah menggunakan persimpangan ini sebagai lokasi transit dengan penyebutan “Moeara Moenteh”. Sejak 1956 Muara Muntai menjadi pintu gerbang antara aliran sungai di Mahakam Ulu dan Mahakam Ilir.

Belanda sendiri pernah mendirikan sebuah gudang garam untuk pembuatan ikan asin. Meski bangunannya sudah tak ada, namun ini merupakan bukti jika Muara Muntai pernah dilirik Belanda.

Sumber daya perikanan yang melimpah dan menghidupi kawasan ini sejak lama membuat Kecamatan Muara Muntai layak disebut surga ikan air tawar. 11 dari 13 desa hidup di atas perairan yang menggantungkan kehidupannya di kawasan basah Sungai Mahakam.

Sehingga sejalan dengan waktu, kawasan ini menjadi pemukiman yang padat karena menjadi tempat transit dan pertukaran barang atau perdagangan. Diketahui, dari data BPS 2021 jumlah penduduk di daerah ini pun capai 19.396 penduduk, terdiri dari 10.066 laki-laki dan 9.330 perempuan.

Selain itu, di kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan walaupun pandemi sudah mulai berlalu. Perilaku hidup sehat itu nantinya memberikan efek yang baik bagi masyarakat dan mencipatakan rasa keamanan, kenyamanan, hingga ketertiban.

“Di masa transisi setelah ketatnya pembatasan beraktivitas di ruang publik, saya menghimbau agar semua komponen masyarakat di Kabupaten Kukar agar tetap berkomitmen menerapkan perilaku hidup sehat,” imbuhnya.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Peluang Jadi Desa Wisata

Kecamatan Muara Muntai sejak dulu memiliki potensi yang besar, khususnya perdagangan dan industri makanan berbahan ikan. Bahkan produk UMKM unggulan masyarakat Muara Muntai melalui usaha Krupuk Belida dan Krupuk Bumbu sudah disebar ke berbagai mini market se kabupaten dan kota di Kaltim.

Di masa sekarang, kawasan Muara Muntai dapat menjelma menjadi destinasi wisata yang bernilai ekonomis tinggi jika dikelola dengan baik. Wisata rumah rakit dapat dihadirkan untuk menjadi salah satu pilihan menginap (staycation) bagi turis domestik dan mancanegara jika berkunjung ke Muara Muntai.

 Selanjutnya, yang tidak kalah penting untuk dikenalkan ke dunia luar ialah tradisi dan kearifan lokal masyarakat Muara Muntai yang telah ada secara turun-temurun. Hal ini dapat menjadi potensi yang menarik untuk dikembangkan.

Edi Damansyah dalam sambutannya menyebut kebersamaan masyarakat Muara Muntai yang dibalut kearifan lokal “betulungan” dalam segala hal menghiasi dinamika pembangunan di Muara Muntai. Para pemuda Muara Muntai, dengan demikian juga perlu mengenalkan Muara Muntai dengan cara-cara yang modern, menggunakan media sosial dan internet untuk mengenalkan adat dan tradisi di Muara Muntai Ilir.

Pemkab Kukar sangat berkomitmen terhadap pembangunan pariwisata yang hal ini dibuktikan dengan besaran alokasi anggaran APBD di atas 30% setiap tahunnya. Komitmen Pemkab Kukar terhadap pembangunan parisiwata di seluruh wilayah Kabupaten Kukar menjadi prioritas dalam program Dedikasi Kukar IDAMAN.

“Pemkab Kukar sangat mendukung tercapainya target dan sasaran pembangunan pariwisata di Kabupaten Kukar yang dilakukan secara terarah, terukur, sistematis, dan berkelanjutan,” kata Edi.

Pemerintah Kecamatan dan Desa di Muara Muntai juga diharapkan bersinergi membangun BUMDes sebagai lokomotif penggerak ekonomi masyarakat. Fokus terhadap skala prioritas pembangunan ekonomi dan pariwisata harus benar-benar diperhatikan.

3 dari 3 halaman

Diwarnai Aneka Kegiatan

Setelah acara resmi dibuka oleh Asisten I Setkab Kukar, Akhmad Taufik Hidayat, kegiatan HUT Muara Muntai diwarnai berbagai macam kegiatan. Bermula dari  tausiah dari Habib Ahmad Ghalib Bin Musthafa Al-Aydrus dan pembacaan doa awal Tahun Baru Islam 1444 Hijriah.

Kemudian hingga Minggu (31/7/2022) dilanjut dengan aneka kegiatan kemasyrakatan. Seperti, pawai taaruf, Muara Muntai Ngapeh Bejonoan dari Himpunan Warga Muara Muntai (HWM), pengobatan dan KB gratis.

Selain itu ada beseprah, pameran UMKM, lomba olahraga tradisional seperti gasing beturai, betisan, tepelan, asen holok, lomba mancing, lomba ces mini dan besar, lomba futsal, sepak bola, bulu tangkis. Lalu lomba mewarnai untuk PAUD, lomba menari, lomba menyanyi dan lomba busana muslim. 

Camat Muara Muntai, Murjani mengatakan, peringatan HUT ke-123 Kecamatan Muara Muntai kali ini mengangkat tema Menumbuh Kembangkan Kearifan Lokal dan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Ekonomi dan Budaya dalam Kemandirian Masyarakat Kukar Menyongsong IKN. Ia berharap kegiatan ini bisa menghadirkan budaya festival di Muara Muntai.

Adanya budaya festival tersebut secara tidak langsung akan mengangkat potensi UMKM yang ada di Muara Muntai. Sehingga, masyarakat Muara Muntai pun berlomba-lomba untuk menciptakan produk unggulan yang nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat lokal ataupun para wisatawan.

“Melalui festival budaya ini pun diharapkan bisa mengenalkan budaya leluhur kepada generasi muda agar tidak lekang oleh zaman,” ujarnya.