Sukses

Rekam Jejak Perjuangan Abdoel Moeis hingga Diasingkan ke Garut

Abdoel Moeis merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad

Liputan6.com, Jakarta - Lahir pada 3 Juli 1886 di Sungai Puar Agam Sumatera Barat, Abdoel Moeis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959. 

Abdoel Moeis juga dikenal sebagai seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Sosoknya merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut.

Sosok Abdoel Moeis dipercaya sebagai utusan Sarekat Islam pergi ke negeri Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar pada tahun 1917.

Dalam kunjungannya tersebut, dia mendorong para tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School – Institut Teknologi Bandung (ITB) di Priangan. Hingga pada tahun 1918, Abdoel Moeis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam.

Pada bulan Juni 1919, seorang pengawas Belanda dibunuh setelah berpidato di sana. Abdoel Moeis dituduh menjadi tersangka yang telah menghasut rakyat untuk menolak kerja rodi, sehingga terjadi pembunuhan tersebut. 

Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya, Abdoel Moeis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Diasingkan

Tepat pada tahun 1920, Abdoel Moeis terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian. 

Di Tahun 1923 ia mengunjungi Padang, ia mengundang para penghulu adat untuk bermusyawarah, menentang terkait pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau. 

Karena aksinya tersebut Abdoel Moeis dilarang untuk berpolitik. Abdoel Moeis juga dikenakan passentelsel, yang melarangnya tinggal di Sumatra Barat dan keluar dari Pulau Jawa. 

Kemudian ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat.

Penulis: Eris Hopipah