Liputan6.com, Yogyakarta - Saat berkunjung ke Yogyakarta, kamu mungkin menggunakan aplikasi Google Maps untuk mempermudah mencari rute menuju ke suatu destinasi wisata tertentu. Namun, dalam berapa kasus, penggunaan Google Maps tidak selalu akurat.
Ketika Google Maps tak bisa membantu, satu-satunya cara yang bisa kamu lakukan untuk sampai ke tempat tujuan adalah bertanya kepada warga setempat. Sayangnya, penyebutan barat. timur, utara, dan selatan jarang digunakan dan lebih banyak menggunakan penyebutan seperti lor, kidul, wetan, dan kulon.
Salah satu pengguna twitter @PenjahatGunung, membagikan cara untuk dapat memahami arah mata angin tersebut. Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu coba:
Advertisement
Baca Juga
1. Menghafal atau memahami arah mata angin dan patokan jalan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghafal mata angin dan patokannya dalam bahasa Jawa. Misalnya, lor yang artinya utara, wetan yang artinya timur, kidul yang artinya selatan, dan kulon yaitu barat.
Selain itu, kamu juga perlu memahami patokan-patokan jalan yang sering disebutkan warga lokal. Mulai dari bangjo yang artinya lampu apill, prapatan atau perempatan, protelon atau pertigaan, serta cakruk yang merupakan pos ronda.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gunung Merapi
2. Menjadikan Gunung Merapi sebagai panduan
Cara selanjutnya adalah menjadikan Gunung Merapi sebagai panduan atau patokan. Jika badan kamu melihat ke arah Gunung Merapi, maka tandanya kamu sedang ke arah utara.
Namun, saat kamu tidak bisa menemukan Gunung Merapi tapi bisa melihat datangnya arah matahari saat pagi, tandanya kamu sedang menghadap ke arah timur. Kamu juga bisa menggunakan teknik bayangan sebagai patokan, yakni apabila kamu melihat bayangan ada di depanmu pada pagi hari, itu artinya kamu sedang melihat ke arah barat.
3. Mengetahui beberapa jalan utama di Yogyakarta
Selain cara di atas, kamu juga perlu mengetahui beberapa jalan utama di Yogyakarta. Pada dasarnya, ruas jalan utama di Yogyakarta juga membentang sesuai arah mata angin.
Jadi, kebanyakan jalanan yaitu membujur dari utara ke selatan atau melintang dari barat ke timur. Jalan di Yogyakarta yang membujur utara ke selatan, yakni Jalan Ringroad Barat, Jalan Kabupaten, Jalan Magelang, Jalan Monjali, Jalan Kaliurang, Jalan Gejayan, Jalan Seturan, Jalan Ringroad Timur, Jalan Gedong Kuning, Jalan Veteran, Jalan Malioborom, Jalan Tamansiswa, Jalan Hos Cokroaminoto, Jalan Imogiri, Jalan Bantul, dan Jalan Parangtritis.
Sementara, jalan di Yogyakarta yang melintang barat ke timur, di antaranya Ringroad Utara, Jalan Selokan Mataram, Jalan Colombo, Jalan Jogja - Solo sampai tembus Jalan Godean, Jalan Kusumanegara sampai tembus Jalan Wates, Jalan Wonosari, Jalan MT Haryono (Jokteng kulon) sampai tembus Jalan Perintis Kemerdekaan (XT Square), serta Ringroad Selatan.
4. Menjadikan Selokan Mataram dan rel kereta sebagai patokan
Tidak banyak yang tahu soal cara membaca arah mata angin di Yogyakarta yang satu ini, yaitu dengan berpatokan pada rel kereta dan Selokan Mataram. Jadi, Kota Yogyakarta itu dibelah oleh rel kereta dan Selokan Mataram.
Rel kereta dan Selokan Mataram itu arahnya barat–timur. Jadi, bisa disimpulkan bahwa saat kamu menyeberangi rel kereta api atau Selokan Mataram, tandanya kamu sedang menuju ke arah utara atau selatan.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement