Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan minat baca rendah. Terbukti, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Sementara itu, UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Persoalan literasi masih menjadi salah satu hal yang harus dibenahi di Indonesia.
Salah satu hal untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia adalah dengan menyediakan tempat baca yang nyaman. Di Semarang terdapat perpustakaan yang tak hanya nyaman, tetapi juga memiliki desain yang unik, yakni Microlibrary Warak Kayu.
Advertisement
Baca Juga
Microlibrary Warak Kayu memiliki misi utama menciptakan ruang multifungsi dengan desain dan bahan hasil olahan limbah pabrik, sehingga ramah lingkungan. Tujuannya untuk mendorong minat baca warga, terutama anak-anak, di lingkungan berpenghasilan rendah.
Perpustakaan ini dibangun dengan melibatkan banyak pihak, di antaranya Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism (SHAU) Indonesia merancang arsitektur bangunan serta PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kau prefabrikasi hasil olahan kayu limbah pabrik yang sudah tidak terpakai. Sementara itu, Pemda Semarang menyediakan lahan dan ijin pembangunan dan Harvey Center, sebuah kelompok derma, yang mengelola perpustakaan ini agar dapat dipergunakan warga tanpa biaya sama sekali.
Perpustakaan unik ini telah mendapat penghargaan "Architizer A+ Awards" untuk kategori bangunan perpustakaan terpopuler pada 2020.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Susunan Wajik
Desain dan bentuk perpustakaan ini terinspirasi dari bentuk atau pola susunan wajik yang pada fasadnya menyerupai sisik hewan dalam mitologi khas Semarang, yaitu Warak. Microlibrary Warak Kayu terlihat paling mencolok jika dibandingkan dengan bentuk bangunan di sekitarnya.
Dilihat dari luar sisi depan, Microlibrary Warak Kayu dibuat menghadap ke arah sungai dan membelakangi jalan raya. Hal tersebut bertujuan agar pengunjung yang sedang membaca tidak terlalu terganggu dengan suara bising dari kendaraan yang lewat.
Microlibrary Warak Kayu terlihat sangat kokoh dan gagah dengan bentuk seperti rumah panggung. Lahan bawah bangunan difungsikan sebagai ruang dan tempat terbuka bermain untuk anak-anak atau untuk bersantai.
Dari sisi depan bagian atas, Microlibrary Warak Kayu terlihat dominan karena bangunannya yang menyerupai wajik. Selain unik, desain ini berfungsi sebagai ventilasi udara, sehingga tanpa pendingin (AC) para pengunjung tetap akan merasa sejuk karena adanya sirkulasi udara yang baik.
Selain itu, desain tersebut juga berfungsi agar pencahayaan sinar matahari lebih banyak masuk ke ruangan. Sehingga, ruangan tetap terang tanpa perlu menyalakan lampu dan dapat menghemat penggunaan listrik.
Pada bagian sisi belakang bangunan, Microlibrary Warak Kayu dikelilingi pepohonan yang lumayan besar dan rindang, sehingga membuat kesan sejuk dan asri meskipun berada di kawasan perkotaan. Saat akan naik ke lantai atas, Microlibrary Warak Kayu menyediakan tangga yang unik, kokoh, dan luas.
Pada sisi samping tangga, tersedia tempat yang menyerupai tangga, yang difungsikan sebagai tempat membaca. Dengan dibuatnya tempat baca yang cukup unik ini dapat membuat pengunjung merasa lebih nyaman.
Â
Advertisement
Ruangan Atas
Memasuki ruangan atas, pengunjung akan melihat keseluruhan ruangan yang terbuat dari kayu, mulai dari ventilasi hingga lantai. Pada bangunan lantai atas, tersedia rak buku berbentuk letter U yang bisa menampung ratusan hingga ribuan buku.
Pada sisi depan dari rak buku tersebut, terdapat jaring yang terbuat dari tali yang sangat kuat. Fungsi dari jaring tali tersebut yakni untuk tempat membaca dengan suasana yang berbeda.
Pengunjung bisa membaca buku sambil bersantai di atas jaring yang nyaman. Selain menyediakan tempat baca dari jaring-jaring tali, Microlibrary Warak Kayu juga menyediakan banyak tempat baca yang terbuat dari kayu.
Perpustakaan ini buka setiap Senin hingga Sabtu pukul 08.30 hingga 12.00 dan 13.00 hingga 15.30. Buku-buku di perpustakaan ini tidak diperkenankan dibawa pulang.
Pengunjung hanya diperbolehkan menyewa dan membacanya di tempat. Selain itu, pengunjung diwajibkan menggunakan kaos kaki ketika memasuki perpustakaan yang berlokasi di Taman Kasmaran, Jalan Dr. Sutomo, Barusari, Semarang Selatan, Kota Semarang ini.
(Resla Aknaita Chak)