Liputan6.com, Solo - Kerusuhan Mei 1998 merupakan tragedi kelam dalam catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Catatan sejarah tersebut menyisakan kisah tragis di berbagai daerah, tak terkecuali Kota Solo.
Suasana mencekam terasa di Solo pada 14-15 Mei 1998. Massa merusak hingga membakar perkantoran dan pertokoan.
Beberapa titik yang menjadi lokasi pembakaran adalah di Ratu Luwes kawasan Pasar Legi dan toko Bata di Coyudan. Pembakaran di kedua tempat tersebut memakan banyak korban yang tewas terbakar.
Advertisement
Baca Juga
Para korban terbakar yang tak teridentifikasi tersebut harus dimakamkan secara massal. Sejumlah jenazah tanpa identitas dimakamkan di TPU Purwoloyo, Jebres, Solo.
Salah satu juru kunci makam yang juga ikut menggali makam pada saat itu, Widodo menyebutkan, ada 19 jenazah yang dikubur di lokasi tersebut. Satu minggu setelah pembakaran massal, sebanyak 23 jenazah dibawa oleh ambulans ke lokasi tersebut, tetapi hanya 19 jenazah yang dimakamkan di sana.
Saat itu, korban yang datang sudah terbungkus kain kafan. Setelah sampai di lokasi tersebut, korban-korban itu pun dikuburkan secara massal.
Meski tak terawat, makam tersebut masih dapat dijumpai hingga saat ini. Makam tersebut ditumbuhi semak belukar yang tinggi serta tak ada nisan maupun papan penanda tempat korban kerusuhan '98 dikuburkan.
Hanya ada penanda batas makam yang terbuat dari olahan semen berukuran sekitar 2x10 meter persegi. Itu pun tak terlihat secara jelas karena sudah tertutup tanah maupun semak.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak