Liputan6.com, Serang - Kantor DPW PPP Banten digeruduk ratusan santri, kiai, dan ulama, buntut perkataan Ketua Umumnya, Suharso Monoarfa terkait 'amplop kiai'. Ucapan itu dikatakan Suharso pada acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan KPK pada 15 Agustus 2022 lalu.
Masyarakat umum bisa menyaksikan tayangannya melalui Youtube di kanal ACLC KPK. Unggahan berdurasi 3 jam 30 menit itu telah disukai 105 orang dan disaksikan oleh 2.511 warganet.
Advertisement
Baca Juga
"Kami menuntut Pak Suharso untuk sebagai Ketua Umum PPP untuk segera diproses, diadili, karena telah mendistorsi marwah pesantren dan kiai," kata koordinator aksi Aliansi Forum Santri Banten, Haris Munandar, di lokasi, Senin (29/8/2022).
Mereka juga berencana melaporkan Suharso Monoarfa ke Polda Banten, atas dugaan pelanggaran Undang-Undang (UU) ITE, karena dianggap telah melukai harkat dan martabat para kiai.
Mereka juga berencana mendatangi kantor DPP PPP di Jakarta, setelah berkomunikasi dengan para ulama dan kiai di Pulau Jawa.
"Kita juga mengimbau presiden, untuk mempertimbangkan posisi Suharso di kabinet," dia menerangkan.
DPW PPP Banten Terima Keluhan Kiai
Ketua DPW PPP Banten, Subadri Ushuludin memastikan aspirasi para ulama dan kiai yang mendemo kantornya, akan disampaikan ke DPP PPP di Jakarta.
Namun, Subadri meminta para ulama dan kiai untuk melihat dulu video pidato Suharso Monoarfa secara utuh, sehingga mengetahui maksud dan tujuan dari Ketua Umum PPP berbicara seperti itu.
"Saya sendiri belum melihat video utuh ketua umum di tindak pidana pencegahan korupsi bersama KPK. Ketua umum juga menyampaikan internal untuk pencegahan korupsi," kata Ketua DPW PPP Banten, Subadri Ushuludin, ditempat yang sama, Senin (29/08/2022).
Memasuki era pertarungan politik tahun 2024, pria yang menjabat Wakil Wali Kota Serang itu meminta ulama dan kiai tidak mudah terprovokasi dengan isu yang beredar luas. Terlebih, PPP dianggapnya tidak bisa lepas dari kiai, ulama dan santri.
"Tabayun di era digital ini kan, kita sesungguhnya belum tahu gimana. Namanya politik itu kan A jadi Z, Z jadi A. (Kiai dan ulama) Itu sebenarnya leluhur PPP juga," ujarnya.
Advertisement