Sukses

4 Fakta Suku Polahi di Gorontalo, Salah Satunya Pernikahan Sedarah

Masyarakat suku Polahi menggunakan bahasa asli Gorontalo zaman dahulu, mereka juga menggunakan bahasa tubuh yang hanya dimengerti oleh suku mereka.

Liputan6.com, Gorontalo - Kehidupan suku Polahi di Gorontalo terkenal masih sangat tertutup. Suku Polahi merupakan kelompok masyarakat yang berdiam di salah satu wilayah di Gorontalo.

Masyarakat Polahi merupakan suku terdalam asli dari Gorontalo yang tidak mengalami revolusi. Masyarakat suku Polahi menggunakan bahasa asli Gorontalo zaman dahulu, mereka juga menggunakan bahasa tubuh yang hanya dimengerti oleh suku mereka.

Bahkan mereka diketahui saling kawin mawin dalam satu keluarga alias inses. Berikut sederet fakta suku Polahi di Gorontalo.

1. Sejarah Suku Polahi

Konon, dahulu masyarakat suku Polahi adalah masyarakat yang tidak ingin ditindas dan dijajah oleh Belanda pada masa penjajahan. Kemudian mereka membentuk sebuah kelompok dan melarikan diri ke hutan.

Di pedalaman hutan Boliyohuto di Provinsi Gorontalo lah suku Polahi hidup secara nomaden. Berdasarkan catatan sejarah, suku Polahi merupakan masyarakat buronan pada zaman Belanda.

Hingga Indonesia merdeka, mereka tetap tinggal di sana dan menganggap orang luar adalah penjajah. Maka dari itu, mereka dikenal primitif.

 

2 dari 2 halaman

Keyakinan

2. Keyakinan Suku Polahi

Suku Polahi Gorontalo diketahui tidak menganut agama atau keyakinan apa pun. Mereka hanya menjalani hidup mereka tanpa memikirkan keyakinan apa yang harus dianut.

Menurut cerita Putri Gorontalo Utara yang telah menjadi istri raja (Kepala Suku Polahi) ke-3, mereka tidak mengerti agama. Namun, mereka diberitahu sedikit demi sedikit tentang larangan memakan hewan yang dilarang dalam agama.

Misalnya seperti babi, ular, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi santapan suku Polahi ketika berburu binatang buas. Hal itu dikarenakan latar belakang putri (istri Raja) sebagai warga desa yang beragama Islam.

3. Bahasa Suku Polahi

Masyarakat suku Polahi terlahir di tengah pegunungan yang jauh dari kebisingan dan keramaian manusia serta kendaraan. Diketahui sejak mereka lahir hingga dewasa, bahasa yang digunakan adalah bahasa tradisional dari daerah Gorontalo atau disebut bahasa hulonthalo.

Dengan bahasa hulonthalo ini, warga Polahi hanya dapat beradaptasi dengan penduduk desa. Mereka tidak lancar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Kawin Sedarah

Salah satu tradisi menarik dari masyarakat suku Polahi adalah perkawinan sedarah atau inses. Pernikahan tersebut bisa antara ibu dan anak laki-laki, bapak dan anak perempuan, maupun saudara laki-laki dan saudara perempuannya.

 

Simak video pilihan berikut ini: