Sukses

Kabar Kenaikan BBM Bersubsidi Bikin 'Panic Buying', Warga di Bandung Serbu SPBU

Di beberapa SPBU lainnya di Kota Bandung juga terpantau ramai antrean kendaraan.

Liputan6.com, Bandung - Kabar kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membuat sebagian masyarakat di Kota Bandung merasa panik. Imbasnya, di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pom bensin terjadi banyak antrean.

Baik pengendara motor hingga mobil antre di beberapa pom bensin dan mengakibatkan beberapa keramaian.

Pantauan Liputan6.com pada Kamis (1/9/2022) di SPBU Kiaracondong, sekitar pukul 07.00 WIB, terpantau adanya antrean pembeli.

Beberapa SPBU lainnya di Kota Bandung juga terpantau antrean kendaran.

Salah satu pengendara sepeda motor, Arif (35) mengatakan, dirinya memilih membeli Pertalite karena harganya masih terjangkau. "Pertalite harganya paling murah dibandingkan dengan Pertamax, bedanya lumayan," kata Arif.

Adapun harga BBM Pertalite dan Pertamax belum ada perubahan. Harga BBM kedua jenis ini masih dijual masing-masing Pertalite sebesar Rp7.650 per liter dan Pertamax sebesar Rp12.500 sampai Rp13.000 per liter.

Masyarakat sejauh ini masih menanti kepastian kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar yang dikabarkan akan mengalami penyesuaian.

2 dari 3 halaman

Harga BMM Nonsubsidi Turun

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan tiga harga dari BBM nonsubsidi di seluruh provinsi pada Kamis, 1 September 2022.

Tiga jenis BBM non subsidi yang mengalami penurunan harga adalah Pertamax Turbo, Dexlite, serta Pertamina Dex. Rata-rata penurunan dari harga BBM tersebut beriksar di antara Rp2.000 per liter.

Seperti harga Pertamax Turbo turun dari Rp17.900 per liter menjadi Rp15.900 per liter, kemudian ada solar dexlite yang sebelumnya Rp17.800 per liter menjadi Rp17.100 per liter. Adapun Pertamina Dex dari Rp18.900 per liter menjadi Rp17.400 per liternya.

3 dari 3 halaman

Jokowi Beberkan Penyebab Harga BBM Belum Naik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa pemerintah masih mengkalkulasi harga bahan bakar minyak alias BBM bersubsidi. Dia menyampaikan kalkulasi dilakukan dengan penuh kehati-hatiaan.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung dikalkulasi dengan hati-hati. Masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian ya," jelas Jokowi di Papua, Kamis (1/9/2022).

Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian subsidi bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini membuat kabar kenaikan harga BBM semakin kuat. Jika pun benar-benar disesuaikan, sebetulnya ini bukanlah langkah baru yang pernah diambil Jokowi.

Menurut catatan Liputan6.com, Presiden Jokowi setidaknya pernah tujuh kali mengubah harga BBM bersubsidi sejak dia menjabat pada 2014 lalu. Namun, jumlah ini seiring dengan dinamika di awal periode kedua dia menjabat.

Kemudian, belum termasuk juga dengan hitungan peralihan BBM penugasan dari Premium ke Pertalite yang sama-sama mengalami penyesuaian harga.

Sejak 2014-2016 saja misalnya, Presiden Jokowi, tujuh kali mengubah harga BBM bersubsidi. Premium tercatat 4 kali mengalami kenaikan harga, dan tiga kali mengalami penurunan harga. Berbeda, Solar hanya mengalami dua kali kenaikan harga, sementara telah lima kali mengalami penurunan harga.

Pemerintah juga menyiapkan tiga jenis bantalan sosial kepada masyarakat di tengah isu naiknya harga BBM bersubsidi tersebut. Pertama adalah Bansos Rp 12,4 triliun untuk 20,65 juta warga Indonesia, kedua BLT Rp 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja, dan Bantuan pemda Rp 2,17 triliun untuk transportasi umum.

Penulis: Natasa K