Liputan6.com, Gorontalo - Penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Gorontalo relatif terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan indikator pengendalian yang mengalami angka perbaikan.
“Mengenai masalah penanganan Covid-19, saya menyampaikan apresiasi kepada kepala-kepala daerah, sehingga dari data-data yang ada, pandemi Covid-19 di Gorontalo relatif terkendali,” kata Mendagri, Tito Karnavian saat kunjungannya ke Gorontalo, Jumat (02/09/2022).
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, ia meminta semua pihak tak lengah. Sebab, melandainya kasus penularan tak lantas diartikan tanpa kasus sama sekali.
“Kita harus tetap waspada karena angka yang rendah bukan berarti tidak ada kasus. Dalam bahasa saya, low case doesn’t mean no case,” cetusnya.
Mendagri menyebut, upaya pengendalian pandemi Covid-19 tetap bersimpul pada kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker. Baginya, penggunaan masker masih menjadi hal yang wajib selama pandemi.
“Oleh karena itu, kunci utamanya tetap upayakan memakai masker seoptimal mungkin, terutama dalam perkumpulan-perkumpulan,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga perlu mendorong vaksinasi dosis ketiga atau booster. Terutama di daerah-daerah perkotaan yang interaksi masyarakatnya tinggi.
Simak Video Pilihan Ini:
Sentil Inflasi
Tidak hanya Covid-19, mendagri juga menyentil soal inflasi di Gorontalo. Menurutnya, jika inflasi di Gorontalo sendiri sangat terkendali
“Saya apresiasi ke semua pihak, karena inflasi di Gorontalo relatif rendah, di bawah 5 persen,” kata Mantan Kapolri itu.
Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi di Kota Gorontalo pada Juli 2022 sebesar 4,58 persen, atau naik sekitar 1,48 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Angka tersebut disumbang salah satunya oleh kenaikan harga cabai sebagai komoditas yang mengalami kenaikan cukup tinggi di wilayah itu.
Merespons kenaikan harga cabai tersebut, Pemerintah Gorontalo menggalakkan gerakan 'Batanam Rica Sendiri' (Batari) atau menanam cabai sendiri. Gerakan batari diharapkan menjadi solusi mahalnya harga cabai rawit, yang sering berpengaruh pada tingkat inflasi di daerah.
“Penyumbang utamanya salah satunya cabe, langkahnya makanya gerakan menanam cabe, orang tanahnya juga subur, panennya relatif cepat,” ia menandaskan.
Advertisement