Sukses

Pro Kontra dan Imbas Kenaikan Harga BBM di Gorontalo

Tidak bisa dipungkiri, jika kenaikan harga BBM tersebut hingga kini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Liputan6.com, Gorontalo - Pemerintah pusat akhirnya resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Jokowi pada Sabtu (3/9/2022).

Tidak bisa dipungkiri, jika kenaikan harga BBM tersebut hingga kini masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, termasuk di Provinsi Gorontalo. Terutama bagi masyarakat yang pekerjaannya sangat bergantung pada BBM bersubsidi.

Keluhan pun datang dari para nelayan dan petani, mereka mengaku dengan adanya kenaikan harga BBM, dirasa sangat membebani. Pasalnya, untuk membajak lahan mereka kini harus membeli solar dengan harga yang mahal.

"Memang untuk membajak lahan tidak setiap hari dilakukan, akan tetapi, satu kali membajak lahan dengan menggunakan alsintan John Deere kami harus membeli puluhan liter solar," kata Amir Pakaya kepada Liputan6.com Senin (5/9/2022)

Menurutnya, niat pemerintah menaikkan harga BBM sangat baik. Namun, dampak kenaikan ini juga harus dirasakan oleh masyarakat kecil.

"Jangan sampai hanya pengusaha dan orang-orang besar yang merasakan dampak kenaikan ini," tuturnya.

Sementara itu, salah seorang nelayan di Gorontalo, Suganda mengaku, jika kenaikan harga BBM akan disesuaikan juga dengan harga ikan hasil tangkapan mereka. Mereka melaut sampai dengan berhari-hari di lautan lepas juga menggunakan BBM yang banyak.

"Jadi jangan salahkan kami juga ketika harga ikan harus naik, melaut selama berhari-hari juga menggunakan BBM yang tidak sedikit," kata Suganda.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Saran Masyarakat

Kenaikan harga BBM pun sedikitnya mendapat dukungan dari masyarakat. Menurut mereka jika kenaikan harga BBM sudah tepat untuk dilakukan, karena saat ini banyak masyarakat miskin yang harus mendapatkan sentuhan.

"Cara pemerintah ini saya kira sudah bagus, tetapi dampaknya juga harus dirasakan masyarakat, seperti program BLT yang diwacanakan pemerintah harus tepat sasaran," kata Muslim Aksan.

"Jika ini tetap sasaran, maka warga miskin juga ikut senang dengan adanya kenaikan harga BBM. Ada simbiosis mutualisme, BBM naik tapi warga miskin menerima hak mereka," tuturnya.

Mereka berharap, jika kenaikan harga BBM harus memiliki dampak besar. Terutama bagi warga miskin yang memang sangat membutuhkan kehadiran pemerintah.