Liputan6.com, Jakarta - Kota Tua sudah tidak asing lagi untuk warga Jakarta bahkan daerah. Sudah sejak lama, spot di kawasan Jakarta Barat ini dijadikan sebagai objek wisata. Banyaknya peninggalan bangunan bersejarah, museum, serta budaya Jakarta tentunya memanjakan mata para wisatawan.
Tak heran, jika pemerintah Jakarta terus berupaya mengembangkan objek wisata ini. Setelah sebelumnya, merevitalisasi, kini, memfasilitasi para pengunjung dengan kendaraan umum agar mudah mengunjungi Kota Tua.
Keberhasilan dari revitalisasi Kota Tua ini juga dengan adanya pagelaran "Akhir Pekan di Kota Tua" yang berlangsung dari 26 Agustus sampai 18 September 2022. Hasil dari revitalisasi Kota Tua ini terlihat dari transportasi umum yang lebih efektif, serta kenyaman area pejalan kaki yang sudah tidak terganggu oleh pedagang kaki lima dan angkutan umum.
Advertisement
Geliat wisata Kota Tua ini selain menumbuhkan perekonomian dengan bermunculannya pelaku usaha yang menjajakan barang dagangannya, juga menumbuhkan banyak komunitas yang bernaung di dalamnya. Seperti komunitas patung, komunitas seni karakter, komunitas sepeda onthel, komunitas lorong rupa, komunitas musik, komunitas fotografi, komunitas garis tangan, hingga SATGAS.
Dalam kegiatan "Akhir Pekan di Kota Tua", komunitas-komunitas dan pelaku usaha diberi kelas pelatihan. "Sebenarnya adanya acara ini sebagai peningkatan pengetahuan bagi para anggota di komunitas-komunitas Kota Tua, yang paling penting juga pelatihan bahasa Inggris karena banyak turis di luaran sana, jadi mau enggak mau harus terbiasa berkomunikasi juga dengan para turis menggunakan bahasa Inggris," ungkap Budi selaku Event Organizer dalam acara tersebut.
Kelas pelatihan ini meliputi beberapa materi dasar mengenai sejarah, bahasa Inggris, dan public speaking, yang mana di antara ketiga materi itu dapat membantu anggota komunitas dalam mengasah ilmu yang akan dibagikan ke wisatawan khususnya turis mancanegara.
Novita Widyastuti (Head of Tourism Business Center) selaku salah satu narasumber di acara kelas pelatihan tersebut menanggapi bahwa perlu adanya kesadaran dari para pelaku usaha pariwisata ini untuk lebih peduli dengan wisatawan yang berkunjung serta objek wisata di kawasan Kota Tua.
"Semua komunitas itu mengandalkan wisatawan yang datang ke Kota Tua untuk mereka menawarkan jasa dan produk, tetapi mereka juga harus sadar bahwa cara mereka berdekatan dengan pariwisata itu harus bagaimana, cara wisatawan agar memiliki kenangan untuk mau balik lagi kesini itu bagaimana," dia mengatakan.
"Komunitas-komunitas inilah yang akan menjadi corong yang bisa memberikan informasi atau menyadarkan orang disekitarnya khususnya pemerintah. Intinya, supaya penghasilan mereka dan kehidupan ekonominya semakin bagus," Novita menambahkan.
Salah satu anggota dari komunitas sepeda onthel, Suwandi (44) juga menuturkan bahwa kendala sebagai pelaku usaha yakni kesulitan berkomunikasi dengan turis karena minimnya pengetahuan berbahasa Inggris. "Biasanya saya suruh teman saya yang lebih jago bahasa Inggris, tapi kalau begini terus kan jadi susah juga untuk berkembang. Makanya saya senang sekali diadakan pelatihan seperti ini," dia bercerita.
Harapan dari seorang pelaku usaha, hanya ingin mengasah ilmu dan memperdalam informasi mengenai objek wisata di kawasan Kota Tua, karena mereka lah yang setiap hari selalu berada di lapangan untuk bertemu ratusan wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara.
Simak video pilihan berikut ini: