Sukses

Kisah Romantis Gubernur Riau Rajut Cinta Bersama Istri, Berawal dari Drumband

Gubernur Riau Syamsuar dan istri, Misnarni, ikut bermain drumband bersama puluhan narapidana di Lapas Perempuan Pekanbaru.

Liputan6.com, Pekanbaru - Penampilan drumband warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Perempuan Pekanbaru berhasil memukau ratusan orang. Itu terjadi saat peluncuran buku berjudul 'Suara Hati dari Balik Jeruji', karya 58 narapidana.

Penampilan drumband Lapas Perempuan Pekanbaru tidak hanya memadukan suara dari sejumlah alat musik, tapi juga menceritakan bagaimana kisah seorang narapidana bisa masuk ke penjara.

Kisah itu berlanjut setelah bebas dan menjadi berguna bagi masyarakat setelah WBP mendapatkan pembinaan.

Penampilan drumband ini kian menarik karena Gubernur Riau Syamsuar ikut bergabung memainkan salah satu alat bersama puluhan narapidana lainnya. Sementara yang menjadi mayoret adalah Misnarni.

Nama ini tentu tidak asing bagi Syamsuar. Dia merupakan orang yang dari awal menemani Syamsuar meniti karier sebagai aparatur sipil negara hingga menjadi Bupati Siak dan kini menjadi Gubernur Riau.

Pantauan di lokasi, gebukan stik yang digunakan Syamsuar mampu mengiringi perkusi dan alat musik lainnya yang dimainkan narapidana. Tidak ada nada sumbang sehingga mendapatkan tepukan gemuruh dari penonton.

Tak kalah dengan suaminya, Misnarni tak canggung memainkan tongkat mayoret. Beberapa kali Misnarni melempar tongkat itu ke udara dan mampu menyambutnya dengan baik.

Usai penampilan itu, Syamsuar menceritakan pernah menjadi anggota drumband saat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri (STPDN) 37 tahun lalu.

"Sudah 37 tahun, masih ingat," ucap Syamsuar.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Luar Biasa

Di sisi lain, Misnarni bukanlah orang baru dalam dunia drumband. Saat masih bersekolah SMA, Misnarni pernah menjadi mayoret.

"Ibu dulu mayoret, saat itu masih sekolah, saya sudah kuliah," kata Syamsuar.

Usut punya usut, ternyata dari dunia drumband inilah keduanya merajut cinta hingga usai pernikahannya sudah puluhan tahun.

"Jarak umur kami 10 tahun, itu (drumband) yang menjadi daya tarik kami, karena ibu mayoret yang luar biasa," ingat Syamsuar.

Terlepas dari kisah ini, Syamsuar menyebut adanya drumband di Lapas Perempuan Pekanbaru menjadi kebanggaan tersendiri. Menurutnya, ini merupakan bagian pembinaan agar narapidana menjadi lebih baik selama berada di Lapas.

"Dengan adanya pembinaan, diharap warga binaan tidak merasa di dalam tahanan," jelas Syamsuar.

Syamsuar menjelaskan, pembinaan membuat narapidana percaya diri dan tidak canggung ketika membaur dengan masyarakat saat bebas nanti.

"Mereka bisa membaur dengan keahlian sehingga bisa diterima masyarakat," ujar Syamsuar.

Sementara itu, Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu menjelaskan, drumband Lapas Perempuan Pekanbaru merupakan yang satu-satunya di Indonesia yang berani keluar.

"Drumband ini pernah diundang oleh Gubernur Riau saat Peringatan Hari Kemerdekaan," jelas Jahari.