Sukses

Mengenal Kue Dumalo, Kuliner Renyah Khas Gorontalo yang Bernilai Ekonomis

Kue Dumalo sendiri merupakan salah satu makanan tradisional yang ada di Provinsi Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Setiap daerah memiliki makanan tradisional dengan ciri khasnya masing-masing. Walaupun ada yang sama, tetapi setiap daerah memiliki cita rasanya sendiri.

Salah satunya olahan kue khas Gorontalo yakni Dumalo. Kue Dumalo merupakan salah satu makanan tradisional yang ada di Provinsi Gorontalo.

Kue ini memiliki cita rasa manis, renyah dan gurih. Tidak hanya enak, Makanan tradisional yang satu ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner yang dapat mendatangkan pendapatan bagi masyarakat.

Musabab, kue dumalo bisa disimpan dalam toples atau wadah lainnya yang tertutup rapat. Kue tersebut bahkan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Uniknya proses pembuatan kue Dumalo menggunakan batok kelapa (tempurung) yang dilubangi kecil dibagian bawahnya. Selanjutnya, adonan kue yang kental dimasukkan ke dalam batok kelapa.

Dengan sendirinya, adonan kue  tersebut akan mengalir melalui lubang-lubang kecil di batok kelapa ke ke wajan yang panas yang berisi minyak kelapa. Batok kelapa pun perlahan digoyang tanpa henti untuk membentuk sesuai selera.

Setelah dirasakan cukup, adonan yang digoreng tadi kemudian diangkat. Tingkat kematangan juga sesuai selera pembuat, lebih lama digoreng dumalo akan lebih renyah.

Sementara untuk bahan yang digunakan yakni tepung beras, air secukupnya, gula pasir yang dicampur menjadi adonan. Untuk varian rasa bisa original, biasa juga kita bisa menambahkan cokelat.

"Kue dumalo memang sudah ada sejak dulu, meski tidak setenar kue tradisional lain, kue ini merupakan warisan leluhur yang patut kita jaga bersama," kata Ratna Abdullah, salah satu pembuat kue di Gorontalo.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Peningkatan Ekonomi

Bahkan kue dumalo sendiri bisa mendatangkan keuntungan finansial bagi pelaku usaha jika mereka tekun dan konsisten membuatnya. Sebab, kue dumalo sendiri mulai jarang ditemukan.

"Kue ini bisa tahan lama, jadi bisa dikemas dan disimpan dalam jangka waktu yang lama," tuturnya.

Senanda dengan yang dikatakan Yuriko Kamaru, di tengah ekonomi global yang belum begitu pulih, warga diminta untuk mandiri. Salah satunya dengan memproduksi kembali kue dumalo.

Menurutnya, jika kue dumalo saat ini mulai jarang dijumpai. Kue tradisional ini bisa dijumpai hanya pada perayaan hari besar Islam di Gorontalo seperti Ramadhan dan lebaran.

"Padahal ini bisa dijadikan peluang, kalau kita fokus pasti akan mendatangkan pundi-pundi rupiah," ungkapnya.

Hanya saja, kata Yuriko, jika masyarakat mulai meninggalkan kue tradisional dikarenakan terpengaruh dengan media sosial yang menawarkan olahan kuliner modern. 

"Kalau namanya makanan tidak mengenal tradisional maupun modern. Jika pembuat fokus, pintar menggunakan medsos sebagai media promosi ditambah lagi kue dumalo sudah pasti enak, maka saya yakin dan percaya ini akan berhasil," ia menandaskan.

Â