Sukses

Sempat Surut, Banjir Kembali Rendam Kabupaten Katingan Kalteng

Hujan lebat yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, terendam banjir.

Liputan6.com, Katingan - Hujan lebat yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, terendam banjir. Sebelumnya pemerintah daerah sempat menetapkan status tanggap darurat pada 6-21 Agustus 2022, hingga banjir tersebut surut.

Tak berselang lama, sekitar 2 minggu kemudian air tersebut kembali merendam pemukiman warga tepatnya pada 6 September 2022. Walhasil sejumlah kecamatan yang berada di Katingan terendam banjir.

"Sedikitnya 1.900 kepala keluarga terdampak banjir di Kecamatan Kamipang, Tasik Payawan, Katingan Hilir, Tewang Sangalang Garing, Pulau Malan, Katingan tengah, Senaman Mantikey," ujar Robi selaku, Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan, Selasa (12/9/2022).

Ketinggian air yang merendam pemukiman warga bervariasi mulai 20-60 dari permukaan tanah. Selain itu pihak BPBD Kabupaten Katingan juga terus berkoordinasi dengan pihak lain seperti Balai Wilayah Sungai dan Kementrian Lingkungan hidup untuk mencari solusi terkait banjir agar dapat terselesaikan.

"Kami sedang cari solusinya dengan meminta kajian semua pihak, kalau banjir seperti ini terus kami (BPBD) juga kewalahan, soalnya kantor kami aja sering terendam," Robi menambahkan.

Selain mendirikan posko pengungsian dan memberikan bantuan makanan, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.

2 dari 2 halaman

Banjir Melanda Permukiman Baduy

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meminta masyarakat agar mewaspadai curah hujan tinggi, menyusul terjadi banjir bandang di kawasan permukiman Baduy.

"Peringatan kewaspadaan itu untuk mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Senin (12/9/2022).

BPBD Lebak meningkatkan kewaspadaan bencana alam tersebut, karena berdasarkan laporan Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) curah hujan tinggi berlangsung hingga 16 September 2022. Peluang curah hujan itu berpotensi terjadi malam, siang dan sore hari dengan intensitas lebat, sedang dan ringan.

Curah hujan itu dapat menimbulkan bencana alam, seperti banjir, longsor dan angin puting beliung.

"Kami berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu jika hujan lebat di atas tiga jam segera mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan BPBD Lebak menyalurkan bantuan logistik kepada masyarakat Badui yang diterjang banjir bandang berupa bahan pokok, seperti beras, makanan siap saji, aneka makanan dan tikar. Penyaluran bantuan logistik itu untuk meringankan beban ekonomi keluarga.

Masyarakat Badui diterjang banjir bandang yang melanda sembilan rumah, tiga rumah terdampak longsor, dan akses jembatan yang menghubungkan Badui Luar dan Badui Dalam roboh terbawa arus Sungai Cibarani.

"Kami berharap rumah yang rusak akibat banjir itu dapat bantuan untuk diperbaiki kembali, termasuk jembatan gantung," katanya.