Liputan6.com, Pekanbaru - Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru sepertinya belum menemukan titik terang terkait temuan mayat di basement DPRD Riau. Penyidik belum menyimpulkan apakah kematian perempuan bernama FY itu karena pembunuhan atau bunuh diri.
Sebelumnya, penyidik Polresta Pekanbaru sudah mengantongi hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Autopsi itu menyatakan pada leher korban ada kekerasan tumpul.
Advertisement
Baca Juga
Kekerasan tumpul ini menekan jalan napas korban sehingga timbul asfiksia atau mati lemas. Kekerasan tumpul ini ditimbulkan adanya lilitan kain pada leher korban yang tergantung pada pegangan kursi penumpang bagian tengah.
Hanya saja, tidak diketahui apakah lilitan itu merupakan perbuatan orang lain atau disebabkan oleh korban karena ingin mengakhiri hidupnya di parkiran gedung di Jalan Jenderal Sudirman itu.
Karena belum ada kesimpulan, penyidik belum menetapkan tersangka ataupun menutup kasusnya karena dugaan bunuh diri. Penyidik masih memeriksa belasan saksi secara maraton sejak Sabtu pekan lalu.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Komisaris Andrie Setiawan menyebut sudah ada 19 saksi diminta keterangan. Pihaknya juga sudah mengambil rekaman CCTV baik di basement DPRD Riau, gedung mengarah parkiran ataupun di luar gedung yang mengarah ke jalan.
"Pemeriksaan masih terus dilanjutkan, total 19 saksi sampai hari ini," ujar Andrie, Selasa siang, 13 September 2022.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kumpulkan Bukti
Andrie menyebut daftar saksi yang dimintai keterangan bakal terus bertambah. Tujuannya untuk mengumpulkan bukti sebelum penyidik melakukan gelar perkara.
"Hari ini, rencananya akan diperiksa 3 saksi," ucap Andrie.
Sebagai informasi, jasad korban ditemukan oleh sekuriti di basement DPRD Riau pada Sabtu siang, 10 September 2022. Pagi harinya, sekuriti sudah melihat mobil itu tapi tak memeriksa karena korban sudah biasa datang ke DPRD Riau.
Sehari sebelum kejadian, korban datang ke DPRD menemui seorang pria inisial F. Keduanya disebut punya hubungan, tak hanya urusan pekerjaan sebagai aparatur sipil negara.
Keduanya, ditemani seorang pria lainnya, disebut sempat keluar memakai mobil dari DPRD Riau. Tak lama setelah itu, korban kembali ke basement DPRD Riau, tapi saksi F tidak terlihat.
Pada malam harinya, ada informasi menyebut F kembali ke DPRD Riau. Tidak diketahui apakah pegawai di Bagian Protokoler DPRD itu menemui korban di basement.
Tak lama setelah itu, saksi F meninggalkan gedung DPRD Riau. Sementara korban tidak pernah terlihat keluar lagi hingga akhirnya ditemukan tewas di dalam mobilnya.
Advertisement