Liputan6.com, Bandung - Penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Bandung belum juga surut. Memasuki pekan kedua pasca-pengumuman kenaikan tersebut, mahasiswa saban hari terus demo. Dalam aksinya, mereka kerap berekspresi lewat teatrikal yang nyeleneh.
Misalnya, terpantau saat demonstrasi di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kamis (15/9/20220). Mahasiswa mengarak replika keranda yang ditempeli foto Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga
Keranda berukuran sekitar 3-4 meter itu berangka bambu dan dibalut spanduk putih. Selain ditempeli foto Jokowi-Ma'ruf, satu sisi keranda itu ditulisi "Jokowi" dan sisi lainnya tertera kata "Gagal".
Advertisement
Keranda itu diarak beberapa mahasiswa, diajak berkeliling ke tengah-tengah ratusan massa aksi. Seorang mahasiwa berperan sebagai kuli angkut keranda. Ia telanjang dada, berkalungkan sobekan kardus dengan tulisan "Rakyat Melawan".
Selain replika keranda, mahasiswa lainnya terlihat membawa boneka pocong berwajah foto Ketua DPR RI Puan Maharani. Boneka pocong itu bernasib nahas, seolah berdosa sampai diarak warga sekampung lalu dibakar.
Konvoi dari Luar Kota
Massa aksi diketahui banyak diisi mahasiswa dari Kota Bandung seperti Universitas Islam Bandung (Unisba), juga kampus lainnya yang berhimpun dalam Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB).
Namun, tak hanya dari Bandung, sejumlah massa aksi juga berasal dari luar kota seperti Indramayu, Cirebon, hingga Sukabumi. Mereka yang tergabung dalam BEM Nusantara ini konvoi sepeda motor sengaja datang ke Bandung.
"Kami menolak kenaikan BBM ini, bakal memicu kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Kami akan berdemontrasi sampai harga BBM turun kembali," kata Koordinator Daerah BEM Nusantara Jawa Barat, Aris Gunawan.
Sementara, massa aksi dari PRMB menyampaikan tiga tuntutan mahasiswa atau disingkat Trituma. Pertama, mendesak pemerintah untuk mengatasi segala persoalan yang dialami rakyat dengan terutama soal kesejahteraan dan keadilan.
Kedua, pemerintah harus segera menurunkan harga BBM dan kebutuhan pokok lainnya. Ketiga, jika tuntutan tadi gagal dipenuhi, mahasiswa bakal menyatakan mosi tidak percaya dan mendesak seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju beserta Presiden untuk mundur.
Advertisement
Aksi Berlanjut
Aksi demontrasi rencananya kembali digelar hari ini, Jumat (17/9/2022), di antaranya diikuti mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad). Ketua BEM Unpad, Virdian Aurellio menyampaikan, aksi mereka tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Barat yang diisi BEM SI Jawa Barat, BEM Nusantara Jawa Barat, kolektif, komunitas, individu dari berbagai kampus.
Mereka membawa empat tuntutan. Pertama, menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM nomor 218.k/mg.01/mem.m/2022 karena dianggap berdampak secara domino terhadap kegiatan perekonomian di Indonesia.
Kedua, menuntut pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan struktural terhadap penyaluran BBM subsidi dan memberantas mafia migas serta optimalisasi penerima BBM Bersubsidi agar BBM Bersubsidi tepat sasaran
Ketiga, menuntut tidak mendahulukan kepentingan Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Negara Baru (IKN) di tengah ancaman krisis nasional
Keempat, mendesak Pemerintah untuk memberantas segala bentuk korupsi dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin terdampak secara akuntabel agar tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.