Sukses

Mengenal CBE Gelar Kehormatan Ratu Inggris untuk Azyumardi Azra, Lebih Tinggi dari Beckham

Prof Azra merupakan tokoh Indonesia yang beruntung sempat mendapatkan gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) dari Ratu Elizabeth II pada September 2010 lalu.

Liputan6.com, Bandung - Cendekiawan muslim yang juga Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra meninggal dunia sekitar pukul 12.30 waktu Malaysia, Minggu (18/9/2022).

Azyumardi Azra meninggal usai mendapatkan perawatan insentif di Coronary Care Unit (CCU) Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia.

Prof Azra merupakan tokoh Indonesia yang beruntung sempat mendapatkan gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) dari Ratu Elizabeth II pada September 2010 lalu.

CBE adalah gelar Bintang Kekaisaran Britania Raya atau Ordo Imperium Britania. Gelar ordo ksatria dari negara/kerajaan Britania Raya ini diberikan atas dedikasi di bidang seni dan ilmu pengetahuan, kerja amal, dan pelayanan masyarakat. Namun, tidak sembarangan orang bisa mendapatkannya.

Azyumardi Azra adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar kehormatan dari Ratu Inggris tersebut. Selain warga Indonesia pertama yang meraih gelar kebangsawanan Kerajaan Inggris, mendiang Prof Azra juga menjadi orang pertama dari negara non-Persemakmuran yang menerima gelar tersebut.

Sekadar diketahui, gelar tersebut lebih tinggi dari gelar yang diberikan oleh Ratu Inggris kepada pesepak bola ternama David Beckham yang diberi gelar Officer of the British Empire (OBE).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Dibuat Komite Khusus

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kerajaan Inggris memang kerap memberikan gelar kehormatan kepada individu baik warga negara maupun orang asing, sebagai pengakuan atas prestasi dan pengabdian yang luar biasa kepada masyarakat dan negara.

Pemberian gelar kehormatan ini dilakukan dua kali dalam setahun. Yaitu sekitar hari ulang tahun ratu atau raja dan beberapa hari menjelang akhir tahun.

Pemberian gelar kehormatan mulai dilembagakan sejak 1917 oleh Raja George V, sebagai penghargaan kepada warga sipil dan tentara yang berjuang di garis depan selama Perang Dunia I.

Beberapa gelar kehormatan tersebut adalah Order of the British Empire (OBE), Commander of the Order of the British Empire (CBE), Member of the British Empire (MBE), Knight/Dame Grand Cross of the Most Excellent Order of the British Empire (KBE), dan British Empire Medal (BEM).

Pemberian gelar kehormatan dibuat oleh komite khusus. Kemudian, komite mengajukan daftar kepada Perdana Menteri Inggris. Setelah itu, diajukan kepada ratu atau raja untuk memeriksa siapa yang layak mendapatkan gelar kehormatan.

Perlu diketahui pula, tidak semua orang menginginkan gelar kehormatan tersebut. Selain itu, gelar kehormatan ini bisa dicabut oleh Kerajaan Inggris bila mereka melakukan perilaku buruk atau mempermalukan negara.

Salah satunya Mantan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Allan Kemakeza, yang kehilangan gelar kehormatan yang dianugerahkan kepadanya pada 2001. Keputusan itu membuat ia tidak boleh lagi dipanggil “Sir Allan”. 

Adapun mereka yang bisa disebut Sir hanya Knight dan Knight Grand Cross of Order of British Empire (KBE/GBE). Jika dia wanita, bergelar Dame atau Dame Grand Cross (DBE/GBE).

Gelar Sir juga biasanya untuk mereka yang sebelumnya sudah memiliki gelar ksatria dan beberapa gelar tinggi lainnya. Penggunaan panggilan Sir ini pertama kali diketahui pada 1297 sebagai gelar kehormatan bagi ksatria.

3 dari 4 halaman

Tokoh Lainnya

Selain Prof Azra, ada beberapa orang terkenal dengan gelar CBE. Mulai dari Stephen Hawking, Harold Pinter, Alan Shearer, Hugh Laurie, Jonny Wilkinson, Helena Bonham Carter, Lennox Lewis, dan Benedict Cumberbatch.

Menariknya, gelar Sir tidak bisa diberikan oleh warga di luar Persemakmuran Inggris Raya. Gelar Sir hanya bisa dipakai jika menerima Knighthood dari Kerajaan, dan hanya bisa dipakai oleh Warga Negara Inggris.

Azyumardi Azra sendiri gelarnya adalah Commander (CBE). Bahkan kelak kalau Prof Azra mendapat gelar knighthood pun tetap tidak bisa dipanggil Sir. Sama halnya seperti Soesilo Bambang Yudhoyono yang juga mendapat gelar knighthood berupa Grand Knight of Order of Bath. Tapi karena beliau bukan warga Persemakmuran Inggris Raya, tetap tidak bisa dipanggil Sir Soesilo.

Sebagaimana dijelaskan intotheblue.co.uk, warga non British bisa mendapatkan gelar dari kerajaan, tetapi memiliki aturannya sendiri. Warga Non-British terkenal hanya memenuhi syarat untuk sesuatu yang disebut "kesatria kehormatan", yang memungkinkan mereka untuk menggunakan gelar KBE atau DBE, tetapi bukan ubin Sir atau Dame. Jika nantinya mereka memutuskan untuk menjadi warga negara Persemakmuran, maka gelar kehormatan mereka akan “ditingkatkan” menjadi gelar ksatria penuh dan akan dapat menikmati hak istimewa yang menyertainya.

Ada banyak selebritas terkenal yang menyandang gelar kehormatan ksatria seperti Bill Gates, Bono atau Steven Spielberg. Tapi salah satu contoh yang paling terkenal adalah Terry Wogan, seorang kelahiran Irlandia, yang pada 2005 diangkat sebagai Komandan Kehormatan Knight dan setelah mengajukan permohonan kewarganegaraan Inggris menjadi Sir Terry Wogan.

4 dari 4 halaman

Enggan Berpolitik

Terlepas dari itu, Azyumardi Azra merupakan Cendekiawan Muslim Indonesia yang enggan berpolitik, meski mempunyai banyak pintu dan jaringan untuk terjun dalam dunia politik. Pria kelahiran Sumatera Barat itu satu kampus dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ketika kuliah di Columbia University.

Adapun Prof, Azra memperoleh tiga gelar akademiknya di Columbia University, mulai dari MA, Mphil dan Phd, sementara Barack Obama hanya meraih satu gelar akademik saja dari kampus tersebut. Tentang ini bisa dibaca pada “Cerita Azra: Biografi Cendikiawan Muslim Azyumardi Azra”.

Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, Sumatera Barat, pada 4 Maret 1955. Dia berkiprah di dunia pendidikan dan pemikiran. Ia pernah menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah dan dipercaya menjadi Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Kesra pada saat Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama.

Dalam dunia tulis menulis, ayah empat anak ini juga sangat produktif. Puluhan buku sudah ditulis oleh Azyumardi Azra, karena itu pula pada 2002 silam, penerbit Mizan Bandung menganugerahinya penghargaan sebagai penulis paling produktif.