Maskapai-Stakeholder Penerbangan Dukung Bandara Kualanamu jadi Hub Internasional di ASEAN

Presiden Direktur PT Lion Group Indonesia, Daniel Putut Kuncoro mengungkapkan, Kualanamu sudah menjadi salah satu bandara yang melayani jemaah umrah ke Arab Saudi.

"Ini menjadi bukti Kualanamu mempunyai kemampuan dan kapasitas menjadi international hub," ujarnya.

Presiden Direktur Garuda Indonesia untuk wilayah Sumatera, Ngakan Putu Septigraha mengatakan, tantangan yang dihadapi Medan dan Bandara Kualanamu untuk bisa menarik warga asing masuk ke Indonesia adalah dengan menyiapkan infrastruktur yang baik di dalam bandara.

Infrastruktur tersebut bisa dari sisi keamanan dan kenyamanan, yang menurut Ngakan 2 hal itu sudah menjangkau banyak aspek.

"Dari Garuda, bagaimana pihak bandara menyiapkan infrastrukturnya itu baik. Dari sisi safety, maupun dari kenyamanan buat pelanggan atau customer, itu aja," kata Ngakan.

Menurut Ngakan, hal itu sudah bisa menjangkau mulai dari aspek kebersihan, kenyamanan, serta fasilitas pendukung lain. Misalnya baggage conveyor dalam kondisi baik, serta alur penumpang atau alur customer bisa diatur, atau bisa ditata lebih baik lagi.

"Saya rasa, bagi kami itu sangat bisa membantu untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan kami," ujarnya.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang hadir secara virtual, mengatakan, jumlah penumpang pesawat dan juga kargo terus meningkat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Ini kesempatan baik bagi Bandara Kualanamu untuk menjadi hub internasional bisa segera diwujudkan.

Budi Karya menyebut, peningkatan pelayanan serta menangkap peluang yang ada harus dilakukan dengan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh stakeholder penerbangan domestik dan internasional.

"Kerja sama yang sudah dilakukan PT Angkasa Pura II dengan GMR serta stakeholder lain akan mewujudkan kolaborasi tersebut, dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional, juga pariwisata," sebutnya.

Pengamat industri penerbangan, Alvin Lie mengungkapkan, presentase Warga Negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke luar negeri dari Bandara Kualanamu lebih besar daripada Warga Negara Asing (WNA) yang datang ke Indonesia melalui Bandara Kualanamu.

Menurut pengamatan Alvin Lie, tidak hanya Bandara Kualanamu yang mengalami penurunan kedatangan WNA, tapi hampir semua bandara di Indonesia, kecuali Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali.

"Statistik dari 2015 hingga 2022, dan pertengahan tahun, Medan ini trafik internasionalnya terbesar ketiga di Indonesia setelah Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai. Jumlah penumpang yang keluar masuk Medan ini selama kurun 7 tahun itu sekitar 10 juta," ucapnya.

"Presentasenya itu 80 persen WNI. WNA-nya hanya 20 persen, dan ini terjadi tidak hanya di Medan, hampir semua bandara di Indonesia, kecuali I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, itu penumpangnya didominasi WNI," sambungya.

Dengan pola keluar masuk penumpang pesawat tersebut, Alvin Lie mengatakan bandara-bandara di Indonesia memfasilitasi orang-orang Indonesia sendiri untuk keluar negeri, tapi belum berhasil mengundang WNA untuk masuk ke Indonesia.

Dari data statistik yang dinyatakan oleh Alvin Lie, total penumpang pesawat di Bandara Kualanamu sejak Januari 2022 hingga saat ini adalah 26.750, dengan presentase WNI sebanyak 80,1 dan WNA sejumlah 19,9.

Menurut Alvin Lie, kerja sama yang dilakukan Angkasa Pura dengan GMR Group adalah langkah tepat agar warga negara asing, khususnya India tertarik masuk ke Indonesia.

"Sebab, GMR Group memiliki akses besar untuk bisa masuk ke India, negara yang memiliki populasi besar dan padat," tandasnya.

Pada akhir diskusi dilakukan deklarasi yang mendukung Bandara Kualanamu menjadi hub internasional di Asia Tenggara.