Sukses

Berkah KTT G20 Sampai ke Sukoharjo

KTT G20 pada pertengahan November 2022 mendatang ternyata membawa berkah tak hanya untuk Bali saja, namun daerah lain juga kecipratan rejekinya.

Liputan6.com, Sukoharjo - KTT G20 yang akan digelar pada pertengahan November 2022 di Bali, berkahnya sampai ke Sukoharjo. Banyak permintaan kepada UMKM di Indonesia sebagai penyedia souvenir KTT G20 2022 di Bali, salah satunya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Agus Suryo, seorang perajin souvenir di Sukoharjo tidak menyangka dirinya terpilih sebagai salah satu perajin UMKM ekraf untuk digunakan sebagai souvenir KTT G20 di Bali. Saat disambangi di tempat produksi ekrafnya, Suryo mengaku mengetahui infomasi jika penyelenggara ajang KTT G20 Bali tengah mencari pelaku-pelaku UMKM untuk dijadikan penyedia souvenir ajang pertemuan pemimpin dunia itu.

Dirinya bercerita, setelah mendaftar melalui link di media sosial ia mengisi data-datanya. Ketika itu ia menyebut tak berharap tinggi terpilih lantaran yang mendaftar adalah pelaku UMKM di seluruh Indonesia, dan ribuan peserta.

"Pesertanya 1200 an lebih, jadi saya tidak berharap terlalu tinggi bakal dapat ini (penyedia souvenir G20). tapi, satu bulan mendaftar saya dihubungi terpilih bersama 20 UMKM," katanya kepada Liputan6.com di Sukoharjo, Rabu (21/9/2022).

Suryo menjelaskan, usai terpilih dirinya bersama 20 UMKM lainnya mendapatkan beberapa pembinaan, apa saja yang harus dilakukan setelah dipilih sebagai penyedia souvenir KTT G20 tersebut.

"Mendapatkan pembinaan dari panitia dan saya sudah dua kali kirim sampel ke sana (Bali)," ujar dia.

Suryo menambahkan, pesanan souvenir yang diminta oleh penyelenggara KTT G20 adalah sesuai dengan ekraf yang memang dia jual, mulai dari miniatur wayang, tempat pulpen yang ada logo wayang, plakat wayang berbagai ukuran. Suryo menyebut sudah mengirim produk souvenirnya hampir 100 item dengan tiga jenis varian bertema wayang.

"Karena logo KTT yang sekarang itu gunungan wayang, semua pesanan di saya berkaitan dengan wayang. Nantinya souvenir ini dimasukkan ke dalam goody bag, di tiap tas nantinya ada satu produk UMKM," ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

KTT G20 Ajang Kebangkitan UMKM Ekraf

Suryo berharap dengan adanya KTT G20 ini bisa menjadi langkah awal kebangkitan produk UMKM khususnya ekraf setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19. Penyelenggara even tersebut, Suryo melanjutkan masih akan menambahh jumlah pesanan lantaran produk UMKM miliknya dipajang di area pertemuan dunia itu. Dikonfirmasi harga per item souvenir-souvnier pesanan tersebut, Suryo menyebut kisaran harga Rp150 hingga Rp500 ribu rupiah.

"Produk ekraf kami di display di sana, jadi nanti jika ada tamu atau peserta yang memsan kami harus siap memenuhi permintaan tersebut. Semoga ini jadi tonggak awal produk ekraf untuk bangkit lagi," kata dia.

Suryo yang memiliki tenaga lepas sebanyak 10 orang itu mengaku usahanya itu banyak membantu memperkecil pengangguran di wilayahnya, betapa tidak setiap ia mendapatkan pesanan dalam jumlah banyak ia akan melibatkan para karyawannya tersebut.

Meski dalam aktivitas kesehariannya, UMKM miliknya tetap berproduksi ia berharap semakin banyak even-even besar digelar di Indonesia, khususnya di wilayahnya agar rejekinya juga bisa dirasakan oleh para pelaku UMKM seperti dirinya. Suryo berada di lingkungan yang memang mayoritas adalah para pengrajin ekraf, tak sedikit rumah warga dekitarnya juga dijadikan tempat mendesain dan memproduksi ekraf. 

Untuk mengantisipasi nanti banyaknya pesanan dari para tamu KTT G20 yang meminta produk ekraf miliknya, Suryo menjelaskan pihaknya masih memiliki banyak stok dan bahan baku yang digunakan selalu tersedia di galeri miliknya.

"Kami memang ada stok. Untuk ketersedian bahan sejauh ini masih aman, kita menggunakan tiga bahan material, kayu, kulit dan logam, kebetulan kayu kita menggunakan potongan sisa meubel n furniture. Kita siap sewaktu-waktu dapat permintaan dadakan," tutur pria lulusan Universitas Sebelas Maret itu.

Dalam kesempatan itu, Suryo menceritakan awal mula menekuni bisnis ekraf bertema wayang itu. Berawal dari darah seni yang mengalir dari keluarganya yang mayoritas pegiat seni, ia juga tinggal di lingkungan yang berprofesi sebagai pengrajin ekraf. Omset yang didapatnya selama usai pandemi Covid-19 mengalami penurunan.

"Passion saya yang basicnya arsitek dan lingkungan pegiat ekraf wayang. Omset bulanan agak menurun per bulan sekitar Rp30 juta rupiah,"

Sementara itu, souvenir UMKM wayang dan produk lain miliknya tersebut tak main-main, tak salah Kabupaten Sukoharjo sebagai kota yang disebut Kota souvenir. Karena, memang daerah ini banyak terdapat produk UMKM yang dijadikan souvenir untuk acara-acara besar seperti milik Suryo tersebut. 

"Produk UMKM selain di Indonesia, kami pernah kirim ekraf kami hingga ke USA, Tiongkok, Singapura, Selandia baru, Australia, dan Italia," kata dia mengakhiri.