Sukses

Panglima Kodam Siliwangi Sambangi Keluarga SM Kartosoewirjo di Garut, Ada Apa?

Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo mengunjungi Tahmid Rahmat Basuki, salah satu anak tokoh Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosoewirjo di Kampung Cibulakan, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong.

Liputan6.com, Garut Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo mengunjungi Tahmid Rahmat Basuki, salah satu anak tokoh Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosoewirjo di Kampung Cibulakan, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong.

"Pak Pangdam memberikan bantuan untuk keluarga Kartosuwiryo, berupa satu unit hand traktor, buku bacaan agama 100 buah, sarung 25 buah, dan Al-Qur'an 25 buah," ujar Dandim 0611 Garut Letkol Czi Dhanisworo.

Selain kampanye ketahanan pangan, kunjungan bersejarah ke salah putra tokoh DI/TII itu, diharapkan mampu menahan perkembangan faham dan gerakan radikal kelompok yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia (NII).

"Hadirnya Pak Pangdam memberikan edukasi juga kepada kita semua agar tetap menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI," kata dia.

Dalam amanatnya, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo menyatakan, komitmennya menjaga wilayah termasuk ketahanan pangan, dengan mencari solusi meningkatkan potensi pangan lokal.

"Kita harus mencegah dampak inflasi, caranya dengan meningkatkan potensi lokal sebagai alternatif solusi persoalan wilayah," pinta dia.

 

2 dari 2 halaman

Penerapan Teknologi Tepat Guna

Untuk mendukung rencana ketahanan pangan itu, lembaganya tak sungkan menawarkan penerapan teknologi tepat guna yang dimiliki kodam III Siliwangi, dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian milik warga.

"Teknologi ini mengubah tanah atau lahan yang sudah rusak akibat kontaminasi bahan kimia dan kemudian ditinggalkan masyarakat, menjadi subur kembali," kata dia.

Salah satunya penerapan teknologi Mikroba Bios 44 di sektor pertanian dan perikanan, yang diklaim mampu mengubah lahan gambut menjadi produktif, serta waktu panen ikan yang relatif singkat.

"Hasil pertanian sekira 3-4 ton, sekarang bisa naik jadi 6-7 ton. Lalu waktu ikan panen biasanya 4 bulan, sekarang menjadi 2 bulan," papar dia.

Saat ini, untuk mendapatkan tingkat kesuburan yang mumpuni, petani rela membuka lahan hingga ke kaki gunung yang berpotensi menimbulkan bencana alam di kemudian hari.

"Makanya kita ajak ke bawah kembali, mengubah lahan yang rusak agar bisa ditanami kembali dengan teknologi yang Kodam III/Siliwangi miliki," pinta dia.

Walhasil, dengan kondisi itu, Kunto berharap harga beli komoditas pertanian menjadi murah, dengan pasokan yang melimpah.

"Harga tidak akan mahal, karena masyarakat punya produksi. Intinya masyarakat membutuhkan rolling yang cepat," ujar dia bangga.

Video Terkini