Liputan6.com, Yogyakarta - Jelangkung menjadi salah satu permainan mistis yang berkembang dan populer di Indonesia. Kepopuleran jelangkung semakin melesat setelah "boneka" kayu tersebut diangkat menjadi beberapa film layar lebar.
Permainan jelangkung pada umumnya digunakan untuk memanggil roh halus. Permainan ini dilakukan menggunakan media untuk menempatkan sang makhluk halus seperti batok kepala dengan batang kayu yang didandani sedemikian rupa seperti orang.
Baca Juga
Dikutip dari berbagai sumber, permainan mistis jelangkung pertama kali berasal dari kepercayaan Tionghoa, cay lang gong. Ritual cay lan gong merupakan upacara yang dilakukan masyarakat Tionghoa untuk menyembah dewa keranjang.
Advertisement
Ritual yang menjadi asal-usul jelangkung ini dilakukan dengan menggunakan media sebuah boneka keranjang yang tangannya dapat digerakan. Mereka memanggil dewa atau roh nenek moyang mereka untuk masuk ke dalam boneka itu.
Di tangan boneka ini kemudian ada kapur atau alat menulis. Ritual Cay Lan Gong sendiri telah punah di Tiongkok, tetapi diduga ritual dan namanya kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi jelangkung.
Jelangkung melebur di dalam masyarakat Indonesia karena hubungan negeri Tiongkok dan Nusantara yang telah berlangsung ribuan tahun. Permainan jelangkung pada awalnya hanya untuk sekadar bersenang-senang.
Kemudian berkembang memunculkan mitos-mitos hantu atau kesurupan sebagai imbas untuk orang yang memainkan permainan ini.Mitos te rsebut umumnya adalah bila permainan ini berakhir tanpa melepas atau berpamitan dengan makhluk halus yang masuk ke dalam boneka, makhluk halus tersebut dapat menjadi marah, mereka akan membuat masalah untuk para pemanggilnya.
Boneka jelangkung biasanya terbuat dari sebuah gayung air yang umumnya dari tempurung kelapa. Gayung dan tempurung ini kemudian mendapat pakaian sehingga seolah-olah seperti boneka.