Sukses

Upaya Ladang Lima Mendorong Si Kecil Doyan Sayur

Anak-anak enggan makan sayur salah satunya karena sayuran bukan menjadi makanan favorit yang punya rasa lezat.

Liputan6.com, Jakarta - Mendorong anak-anak untuk lebih lahap mengonsumsi sayur selalu menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Terlebih bagi anak-anak pada rentang usia di bawah 10 tahun.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 95,5 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi cukup. Hal itu masih menjadi masalah yang berkelanjutan.

"Dari hasil Riskesdas tahun 2018 bahkan dari tiga tahun sebelumnya, masalah kita adalah yang makan sayur dan buah masih relatif rendah, di bawah 10 persen," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali, awal Agustus 2022 lalu.

Padahal, mengonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk mencapai gizi seimbang, khususnya bagi anak-anak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut disarankan dalam porsi sayur.

Ada banyak faktor yang membuat anak-anak enggan mengonsumsi sayuran. Salah satunya karena sayuran bukan menjadi makanan favorit yang punya rasa lezat. Berbanding terbalik dengan mie instan yang justru banyak digemari oleh anak-anak karena kelezatan rasanya.

Padahal, mie instan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak bila dikonsumsi berlebih, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, hingga hipertensi. Sementara mengonsumsi sayuran sesuai dengan jumlah yang dianjurkan justru dapat melengkapi keseimbangan gizi dan mencegah berbagai kondisi buruk tersebut muncul.

 

2 dari 2 halaman

Mie Sayur Gluten Free

Guna mengatasi permasalahan tersebut, Ladang Lima pun merilis Mie Sayur Gluten Free sebagai solusi untuk cara mudah meningkatkan konsumsi sayur bagi anak-anak.

“Kami ingin membantu seluruh orangtua di Indonesia untuk memenuhi gizi anak-anaknya dengan menghadirkan mie instan yang plant based. Demi dapat memenuhi kebutuhan harian sayur anak-anak, kami menghadirkan mie instan dengan kandungan sayur lima kali lipat lebih banyak dibandingkan mie sayur lainnya,” jelas Co-founder Ladang Lima Annisa Pratiwi.

Ia menandaskan pihaknya sangat selektif dalam menggunakan bahan baku yang digunakan, di antaranya menggunakan kale dan beet sebagai sayuran yang kaya nutrisi, bekerja sama dengan petani sayur guna mendapatkan sayur segar bebas pestisida. Juga tidak menggunakan protein hewani, serta menggunakan tepung mocaf atau singkong sehingga ramah untuk pencernaan, dan tidak mengandung lemak trans karena diproses dengan cara dipanggang.

Mie Sayur Gluten Free juga telah dilengkapi logo centang hijau atau ‘Pilihan Lebih Sehat’ dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena di setiap kemasannya mengandung lemak total di bawah 20 gram per 100 gram serta natrium atau kandungan garam di bawah 900 mg per 100 gram.

“Mie Sayur Gluten Free merupakan solusi bagi orangtua yang selama ini kesulitan memenuhi kebutuhan sayur bagi anak-anaknya. Produk ini sekaligus menjadi upaya bagi kami untuk meningkatkan jumlah konsumsi sayur bagi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan bergizi,” kata Annisa.