Sukses

Tabaro Dange, Kuliner Khas Palu Berbahan Sagu

Pengolahan tabaro dange dimasak di atas tungku dan belanga yang terbuat dari tanah liat.

Liputan6.com, Palu - Selain beras, sagu juga bisa diolah menjadi sajian khas yang menggugah selera. Salah satunya di Palu, Sulawesi Tengah, yang mengolah sagu menjadi kuliner tradisional.

Masyarakat sekitar menyebut kuliner Palu ini sebagai tabaro dange atau jepa. Kuliner ini tergolong sangat khas karena proses pembuatannya yang masih tergolong tradisional.

Pengolahan tabaro dange dimasak di atas tungku dan belanga yang terbuat dari tanah liat. Pengolahannya yang masih tergolong tradisional ini dipercaya bisa mempertahankan cita rasa makanan tetap berkualitas dan beraroma khas.

Tabaro dange terbuat dari campuran sagu dan kelapa. Umumnya, tabaro dange disajikan dengan diisi gula merah, tumis ikan suwir pedas, atau tumis ikan teri.

Bahkan, cita rasanya akan semakin nikmat saat disajikan bersama dengan kuah ikan Palumara, yakni masakan berbahan ikan. Palumara berbahan dasar ikan laut yang dicampur dengan bumbu kunyit, sehingga memiliki cita rasa yang segar.

Kombinasi dari berbagai macam rasa dalam tabaro dange membuat sajian ini memiliki cita rasa khas tersendiri, khususnya bagi para penikmat kuliner olahan berbahan dasar sagu. Tabaro dange cocok disantap selagi hangat karena jika sudah dalam kondisi dingin, tekstur sagu akan terasa keras dan sulit dikunyah.

Sayangnya, pascagempa 28 September 2018, para penjaja kuliner tabaro dange yang berasal dari Desa Kola-Kola, Kabupaten Donggala, ini sudah jarang ditemui. Pasalnya, mereka harus berpencar mencari tempat berjualan yang dianggap strategis.

Saat ini, para penjual tabaro dange sudah berbepencar di beberapa titik yang lebih strategis, salah satunya di sekitar Tugu Patung Kuda antara Jalan Rajamoli hingga Jalan Cut Mutia. Penjual tabaro dange juga bisa dijumpai di Jalan Veteran, Jalan Kartini, wilayah Nunu, dan Jalan I Gusti Ngurah Rai.

(Resla Aknaita Chak)

 

Saksikan Video Pilihan Ini: